Dermaga Hati

yyyaaaaah daripada banyak melamun,berharap ridho-Nya dan selalu memperbaiki akhlak,aqidah dan ketauhidan hamba ini yg masih kurang bersyukur dan masih menduakan-Nya. "jangan menyebarkan ilmu yang bertujuan agar manusia membetulkanmu dan menganggap baik kepadamu, akan tetapi sebarkanlah ilmu dengan tujuan agar Allah swt. Membenarkanmu"(Syekh Abul Hasan Asy-Syadzili r.a.)

SANDARKAN NIAT HANYA PADA ALLAH SWT

SANDARKAN NIAT HANYA PADA ALLAH SWT
“‘An `Umar ibnul khatthab radhiyallahu `anhu qaala sami`tu Rasuulullahi Shalallaahu `alaihi Wassalaam yaquulu : innamal a`malu binniyah,wa innamaa li imrii maa nawaa faman kaanat hijratuhu ilallaahi wa rasuulihi fahijrotuhu ilallaahi warasuulihi waman kaanat hijratuhu ilaa dunyaa yushiibuhaa au imraatin yatazawajjuhaa,fahijratuhu ilaa maa hajara ilaihi (Bukhari wal Muslim)
dari `Umar bin khatthab radhiyallaahu `anhu berkata saya mendengar Rasulullah bersabda : sesungguhnya tiap amal itu tergantung pada niatnya dan setiap perkara itu itu tergantung apa yg diniatkannya maka barang siapa yg hijrahnya tulus karena Allah dan Rasul-Nya maka hijrah itu diterima Allah dan Rasul-Nya.Dan siapa yg niat hijrahnya untuk dunia yg dikejarnya atau wanita yg akan dinikahinya maka niat hijrah itu terhenti pada apa yg ia tuju(hadits riwayat Bukhari Muslim)
niat merupakan hal yg sangat mendasar dalam peribadatan dan segala perbuatan kita.sebagaimana yg dijelaskan hadits diatas yg secara lahirnya melakukan perbuatan yg sama tetapi sangat berbeda disisi Allah dikarenakan niatnya.
Nah,sekarang kalau dikaitkan dengan kehidupan dan cara pandang umum kebanyakan masyarakat selama ini(saya ambil contoh2 yg saya ketahui dengan pengetahuan hamba yg sangat terbatas ini) :
1. Bahwasanya niat perbuatan jahat selama tidak dilakukan maka dosanya tidak akan dicatat.(tidak dilakukan perhitungan amal) nah pandangan kebanyakan orang semacam ini akan meringankan betapa pentingnya niat saya ambilkan sebuah contoh :”seseorang yg berniat/berkeinginan untuk berzina akan tetapi dia seorang yg masih melakukan sholat dan belum melakukan perbuatan zina tersebut,terkadang ketika sholat keinginan perbuatan maksiyat tersebut selalu berkeliaran dalam pikirannya.Wah kalau begini kan jadi repot sholatpun hancur dan tak bernilai disisi-Nya”
2. Seorang yg berniat kemudian merasa bisa dengan kekuatannya sendiri mampu melaksanakan niat tersebut dan hasilnya diserahkan pada Allah SWT lupa bahwasanya kekuatan untuk melaksanakan segala sesuatu adalah karunia Allah semata. “Laa haula walaa quwwata illa billah”Tiada daya dan kekuatan kecuali kehendak Allah
3. Seorang yg berniat melaksanakan perbuatan baik akan tetapi mengalami kebingungan dan kebimbangan manakala niat tersebut sulit/tidak terlaksana, lupa bahwasanya sesuatu itu tak lepas dari Qadar-Nya.”Innallaaha `alaa kulli syaiin qadiir”Sesungguhnya Allah menguasai segala sesuatu.
Sebagaimana kalam hikmat al hikam ibnu Athaillah :
TIDAK SIA-SIA SESUATU MAKSUD APABILA DISANDARKAN KEPADA ALLAH S.W.T DAN TIDAK AKAN TERCAPAI TUJUAN JIKA DISANDARKAN KEPADA DIRI SENDIRI.
hamba Allah s.w.t yang mempunyai maksud yang baik ternyata gagal melaksanakan maksudnya apabila dia bersandar kepada kekuatan dirinya sendiri karena Allah s.w.t yang menetapkan sesuatu perkara, hanya Dia saja yang dapat mengubahnya. Segala kekuatan, baik dan buruk, semuanya datang daripada-Nya. Oleh yang demikian jika mahu menghadapi sesuatu kekuatan yang datang dari-Nya mestilah juga dengan kekuatan-Nya. Kekuatan yang paling kuat bagi menghadapi kekuatan yang dipunyai oleh dunia ialah kekuatan berserah diri kepada Allah s.w.t. Kembalikan semua urusan kepada-Nya. Rasulullah s.a.w telah memberi pengajaran dalam menghadapi bencana dengan ucapan dan penghayatan:
"Inna lillahi wa inna ilaihi raaji`uun"Kami datang dari Allah. Dan kepada Allah kami kembali
Tak ada jalan terbaik dalam segala niat,gerak, dan perbuatan kita selain berserah diri total kepada Allah.maksud menyerah diri kepada Allah s.w.t, bersandar kepada-Nya dan menyerahkan segala urusan kepada-Nya mesti difahami dengan mendalam yaitu : “minallaahi billaahi ilaallaahi”dari Allah dengan Allah untuk Allah bahwasanya yg menggerakkan niat dan melaksanakan hal yg berkenaan dengan niat tersebut adalah Allah SWT dan segala sesuatunya adalah untuk Allah SWT.
Ya Allah Ya Tuhanku jadikanlah kami termasuk golongan orang2 yg berserah diri kepada-Mu.Amiin ya Rabbal`alamiiin.


Wallaahu a`lam bishowab



Referensi : Al quran,Al lu`lu wal marjan : penyusun Muhammad fuad `Baqi,Al hikam : penyusun Ibnu Athaillah,Kedai sufi kang luqman : K.H Luqman Hakim

iaqyjvfe7c
tags : Allah,muhammad,kisah,tabiin,swt,kyai,ibnu,hati,
dermaga,bagas,athaillah,al,syadzili,sahabat,hikam
tasawuf,sragen,teladan






Al qomah dibakar Rasulullah SAW


Dengan tergopoh-gopoh, isteri Al-Qamah menghadap Rasulullah SAW mengabarkan suaminya sakit keras. Beberapa hari mengalami naza' tapi tak juga sembuh. "Aku sangat kasihan kepadanya ya Rasulullah," ratap perempuan itu. Mendengar pengaduan wanita itu Nabi SAW merasa iba di hati. Beliau lalu mengutus sahabat Bilal, Shuhaib dan Ammar untuk menjenguk keadaan Al-Qamah. Keadaan Al-Qamah memang sudah dalam keadaan koma. Sahabat Bilal lalu menuntunnya membacakan tahlil di telinganya, anehnya seakan-akan mulut Al-Qamah rapat terkunci. Berulang kali dicoba, mulut itu tidak mau membuka sedikitpun. Tiga sahabat itu lalu bergegas pulang melaporkan kepada Rasulullah SAW tentang keadaan Al-Qamah. "Sudah kau coba menalqin di telinganya?" tanya Nabi."Sudah Rasulullah, tetapi mulut itu tetap terbungkam rapat," jawabnya." Biarlah aku sendiri datang ke sana", kata Nabi.

Begitu melihat keadaan Al-Qamah tergolek diranjangnya, Nabi bertanya kepada isteri Al-Qamah :"Masihkah kedua orang tuanya?" tanya Nabi.
"Masih ya Rasulullah," tetapi tinggal ibunya yang sudah tua renta," jawab isterinya."
Di mana dia sekarang?"
"Di rumahnya, tetapi rumahnya jauh dari sini."

Tanpa banyak bicara , Rasulullah SAW lalu mengajak sahabatnya menemui ibu Al-Qamah mengabarkan anaknya yang sakit parah. "Biarlah dia rasakan sendiri", ujar ibu Al-Qamah. "Tetapi dia sedang dalan keadaan sekarat, apakah ibu tidak merasa kasihan kepada anakmu ?" tanya Nabi.

"Dia berbuat dosa kepadaku," jawabnya singkat.
"Ya, tetapi maafkanlah dia. Sudah sewajarnya ibu memaafkan dosa anaknya," bujuk Nabi.
"Bagaimana aku harus memaafkan dia ya Rasulullah jika Al-Qamah selalu menyakiti hatiku sejak dia memiliki isteri," kata ibu itu.
"Jika kau tidak mau memaafkannya, Al-Qamah tidak akan bisa mengucap kalimat syahadat, dan dia akan mati kafir," kata Rasulullah.
"Biarlah dia ke neraka dengan dosanya," jawab ibu itu. Merasa bujukannya tidak berhasil meluluhkan hati ibu itu, Rasulullah lalu mencari kiat lain. Kepada sahabat Bilal Nabi berkata : "Hai bilal, kumpulkan kayu bakar sebanyak-banyaknya," perintah Nabi.

"Untuk apa kayu bakar itu Rasulullah," tanya Bilal keheranan."Akan kugunakan untuk membakar Al-Qamah, dari pada dia hidup tersiksa seperti itu, jika dibakar dia akan lebih cepat mati, dan itu lebih baik karena tak lama menanggung sakit", jawab Rasulullah. Mendengar perkataan Nabi itu, ibu Al-Qamah jadi tersentak. Hatinya luluh membayangkan jadinya jika anak lelaki di bakar hidup-hidup. Ia menghadap Rasulullah sambil meratap, "Wahai Rasulullah, jangan kau bakar anakku," ratapnya. Legalah kini hati Rasulullah karena bisa meluluhkan hati seorang ibu yang menaruh dendam kepada anak lelakinya. Beliau lalu mendatangi Al-Qamah dan menuntunya membaca talkin. Berbeda dengan sebelumnya, mulut Al-Qamah lantas bergerak membacakan kalimat dzikir membaca syahadat seperti yang dituntunkan Nabi. Jiwanya tenang karena dosanya telah diampuni ibu kandungnya. Al-Qamah kemudian menghembuskan nafasnya yang terakhir dengan fasih mengucapkan kalimat syahadat. Ia meninggal dalam keadaan khusnul khatimah. Memang, surga adalah di bawah telapak kaki ibunda.
dikutip dari : kisah islam

RASULULLAH SAW DAN SEORANG ARAB BADAWI

PADA suatu masa, ketika Nabi Muhammad SAW sedang tawaf di Kaabah, baginda mendengar seseorang di hadapannya bertawaf sambil berzikir: “Ya Karim! Ya Karim!”
Rasulullah SAW meniru zikirnya “Ya Karim! Ya Karim!”
Orang itu berhenti di satu sudut Kaabah dan menyebutnya lagi “Ya Karim! Ya Karim!” Rasulullah yang berada di belakangnya menyebutnya lagi “Ya Karim! Ya Karim!”
Orang ituberasa dirinya di perolok-olokkan, lalu menoleh ke belakang dan di lihatnya seorang lelaki yang sangat tampan dan gagah yang belum pernah di lihatnya.
Orang itu berkata, “Wahai orang tampan, apakah engkau sengaja mengejek-ngejekku, kerana aku ini orang badwi? Kalaulah bukan kerana ketampanan dan kegagahanmu akan ku laporkan kepada kekasihku, Muhammad Rasulullah.”
Mendengar kata-kata orang badwi itu, Rasulullah SAW tersenyum lalu berkata: “Tidakkah engkau mengenali Nabimu, wahai orang Arab?”
“Belum,” jawab orang itu.
“Jadi bagaimana kamu beriman kepadanya?” tanya Rasulullah SAW.
“Saya percaya dengan mantap atas kenabiannya, sekalipun saya belum pernah melihatnya, dan membenarkan perutusannya walaupun saya belum pernah bertemu dengannya,” jawab orang Arab badwi itu.
Rasulullah SAW pun berkata kepadanya: “Wahai orang Arab, ketahuilah aku inilah Nabimu di dunia dan penolongmu nanti di akhirat.”
Melihat Nabi di hadapannya, dia tercengang, seperti tidak percaya kepada dirinya lalu berkata, “Tuan ini Nabi Muhammad?” “Ya,” jawab Nabi SAW.
Dengan segera orang itu tunduk dan mencium kedua-dua kaki Rasulullah SAW.Melihat hal itu Rasulullah SAW menarik tubuh orang Arab badwi itu seraya berkata, “Wahai orang Arab, janganlah berbuat seperti itu. Perbuatan seperti itu biasanya dilakukan oleh seorang hamba sahaya kepada tuannya. Ketahuilah, Allah mengutus aku bukan untuk menjadi seorang yang takbur, yang minta dihormati atau diagungkan, tetapi demi membawa berita gembira bagi orang yang beriman dan membawa berita menakutkan bagi yang mengingkarinya.”
Ketika itulah turun Malaikat Jibril untuk membawa berita dari langit, dia berkata, “Ya Muhammad, Tuhan As-Salam menyampaikan salam kepadamu dan berfirman: “Katakan kepada orang Arab itu, agar tidak terpesona dengan belas kasih Allah. Ketahuilah bahawa Allah akan menghisabnya di Hari Mahsyar nanti, akan menimbang semua amalannya, baik yang kecil mahupun yang besar.”
Setelah menyampaikan berita itu, Jibril kemudian pergi. Orang Arab itu pula berkata, “Demi keagungan serta kemuliaan Tuhan, jika Tuhan akan membuat perhitungan atas amalan hamba, maka hamba pun akan membuat perhitungan denganNya.”
Orang Arab badwi berkata lagi, “Jika Tuhan akan memperhitungkan dosa-dosa hamba, maka hamba akan memperhitungkan betapa kebesaran magfirahNya. Jika Dia memperhitungkan kemaksiatan hamba, maka hamba akan memperhitungkan betapa luasnya pengampunanNya. Jika Dia memperhitungkan kebakhilan hamba, maka hamba akan memperhitungkan pula betapa dermawanNya.”
Mendengar ucapan orang Arab badwi itu, maka Rasulullah SAW pun menangis mengingatkan betapa benarnya kata-kata orang Arab badwi itu sehingga air mata meleleh membasahi janggutnya.
Lantaran itu Malaikat Jibril turun lagi seraya berkata, “Ya Muhammad, Tuhan As-Salam menyampaikan salam kepadamu dan berfirman: “Berhentilah engkau daripada menangis, sesungguhnya kerana tangisanmu , penjaga Arasy lupa bacaan tasbih dan tahmidnya, sehingga ia bergoncang. Sekarang katakan kepada temanmu itu, bahawa Allah tidak akan menghisab dirinya, juga tidak akan menghitung kemaksiatannya. Allah sudah mengampunkan semua kesalahannya dan akan menjadi temanmu di surga nanti.”
Betapa sukanya orang Arab badwi itu, apabila mendengar berita itu dan menangis kerana tidak berdaya menahan rasa terharu.

dikutip dari : kisah islam

RASULULLAH SAW DAN PENGEMIS YAHUDI BUTA



Di sudut pasar Madinah Al-Munawarah terdapat seorang pengemis Yahudi buta, yang tiap hari apabila ada orang yang mendekatinya , ia selalu berkata "Wahai saudaraku, jangan dekati Muhammad, dia itu orang gila, dia itu pembohong, dia itu tukang sihir, apabila kalian mendekatinya kalian akan dipengaruhinya". Tetapi setiap pagi Rasulullah SAW mendatanginya dengan membawa makanan, dan tanpa berkata sepatah kata Rasulullah SAW menyuapi makanan yang dibawanya kepada pengemis itu, walaupun pengemis itu selalu berpesan agar tidak mendekati orang yang bernama Muhammad. Rasulullah SAW melakukannya hingga menjelang Beliau SAW wafat. Setelah kewafatan Rasulullah tidak ada lagi orang yang membawakan makanan setiap pagi kepada pengemis Yahudi buta itu. Suatu hari Abubakar r.a berkunjung ke rumah anaknya Aisyah r.ha. Beliau bertanya kepada anaknya, "anakku adakah sunnah kekasihku yang belum aku kerjakan", Aisyah r.ha menjawab, "Wahai ayah, engkau adalah seorang ahli sunnah hampir tidak ada satu sunnahpun yang belum ayah lakukan kecuali satu sunnah saja". "Apakah itu?", tanya Abubakar r.a. Setiap pagi Rasulullah SAW selalu pergi ke ujung pasar dengan membawakan makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta yang berada di sana", kata Aisyah r.ha. Keesokan harinya Abubakar r.a. pergi ke pasar dengan membawa makanan untuk diberikan kepada pengemis itu. Abubakar r.a mendatangi pengemis itu dan memberikan makanan itu kepadanya. Ketika Abubakar r.a. mulai menyuapinya, si pengemis marah sambil berteriak, "siapakah kamu ?". Abubakar r.a menjawab, "aku orang yang biasa". "Bukan !, engkau bukan orang yang biasa menyuapiku", jawab si pengemis buta itu. Apabila ia datang kepadaku tidak susah tangan ini memegang dan tidak susah mulut ini mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut sehingga aku tidak susah untuk mengunyahnya", pengemis itu melanjutkan perkataannya. Abubakar r.a. tidak dapat menahan air matanya, ia menangis sambil berkata kepada pengemis itu, aku memang bukan orang yang biasa datang padamu, aku adalah salah seorang dari sahabatnya, orang yang mulia itu telah tiada. Ia adalah Muhammad Rasulullah SAW. Setelah pengemis itu mendengar cerita Abubakar r.a., ia begitu terharu dan tak kuat meneteskan air mata, kemudian berkata, benarkah demikian?, selama ini aku selalu menghina dan memfitnahnya, ia tidak pernah memarahiku sedikitpun, ia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi, ia begitu mulia.... Pengemis Yahudi buta tersebut akhirnya bersyahadat dihadapan Abubakar r.a
dikutip : almihihrab.com

Saya alumnus SMU 1 Sragen


Weeeeh saya lupa kalau memasukkan tag smu dan sragen di technorati,yaaaah jadi asal isi aja!!!he22 saya lahir di sragen,tk di sragen,sd di sragen,smp5 sragen, trus smu 1 sragen,pokoknya serba sragen.Smu lulusan tahun berapa ya???nggak usah saya sebutkan termasuk angkatan tua ,jadi kangen masa2 smu dulu.gmana yah kabar temen2 smu 1 sragen skarang?????

Kisah Keislaman Saad bin Abi Waqqash


Di zaman Rasulullah tersebutlah seorang pemuda berusia tujuh belas tahun yang bernama Saad bin Abi Waqqash. Suatu hari pemuda itu berkata, "Pada suatu malam, di tahun ini, saya bermimpi seolah-olah tenggelam di dalam kegelapan yang bertumpuk-tumpuk. Ketika saya terbenam di dalam kegelapan itu, tiba-tiba ada cahaya bulan yang menerangiku. Saya kemudian mengikuti arah cahaya itu dan saya dapati di sana ada sekelompok manusia, di antara mereka terdapat Zaid bin Haritsash, Ali bin Abi Thalib, dan Abu Bakar Ash-Shidiq. Saya bertanya, "Sejak kapan kalian ada di sini?" Mereka menjawab, "Satu jam."

Manakala siang telah muncul, saya mendengar suara dakwah Muhammad saw. kepada Islam. Saya meyakini bahwa saya sekarang berada di dalam kegelapan dan dakwah Muhammad saw. adalah cahaya itu. Maka, saya pun mendatangi Muhammad dan aku dapati orang-orang yang kujumpai dalam mimpi, ada di samping beliau. Maka, aku pun masuk Islam.

Tatkala ibu Sa'ad mengetahui hal ini, dia mogok makan dan minum, padahal Sa'ad sangat berbakti kepadanya sehinga dia merayunya setiap waktu mengharapkannya untuk mau makan walau hanya sedikit, tapi ibunya menolak. Manakala Sa'ad melihat ibunya tetap teguh berpendirian, dia berkata kepadanya, "Wahai ibu! Sesungguhnya saya sangat cinta kepadamu, namun saya lebih mencintai Allah dan Rasul-Nya. Demi Allah, seadainya engkau mempunyai seratus nyawa lalu keluar dari dirimu satu persatu, aku tidak akan meninggalkan agamaku ini demi apapun juga."

Tatkala sang ibu melihat keteguhan hati anaknya, dia pun menyerah lalu kembali makan dan minum meskipun tidak suka. Allah kemudian menurunkan ayat tentang mereka yang artinya, "Jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kaum mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik." (Luqmaan: 15)

Maha Benar Allah yang Maha Agung.

Sumber: Asyabalunal 'Ulama (65 Kisah Teladan Pemuda Islam Brilian), Muhammad Sulthan.

Sebungkus Kurma Abu Aqil


Tidak ada seorangpun yang pernah melihat Abu Aqil sedemikian resah seperti hari itu. Dia tenggelam dalam fikirannya tanpa mempedulikan apa yang terjadi di sekitarnya. Dia seolah-olah tidak mendengar bunyi apapun dan tidak melihat sesuatupun. Dia melangkah ke arah rumahnya dengan cepat. Matanya memandang tanah dan mulutnya kelihatan komat-kamit mengatakan sesuatu. Dia melewati lorong sempit sebelum akhirnya tiba ke rumahnya. Dengan menarik nafas yang dalam, Abu Aqil lalu bersandar di sebatang pohon tua di tengah halaman rumah.

Isterinya menyadari kekhawatiran yang melanda suaminya itu dan bertanya, “Suamiku, apa yang terjadi?” Abu Aqil kemudian berjalan masuk ke rumahnya. Karena kelelahan, dia bersandar ke dinding rumahnya, lalu berkata, “Musuh Tuhan berniat untuk memerangi kita. Tentara muslim sudah disiagakan untuk melawan musuh. Tetapi, tentara kita tidak punya bekal dan makanan. Kami sedang berada di masjid ketika Nabi membacakan sebuah ayat suci Al-Quran dan meminta kaum muslimin untuk memberikan bantuan sesuai dengan kemampuan mereka masing-masing kepada tentara Islam.”

Isteri Abu Aqil bertanya, “Apakah bunyi ayat itu?” Abu Aqil menutup matanya dan setelah berpikir sejenak, dia membaca ayat ke-11 dari surat Al-Hadiid yang artinya, “Siapa saja yang mau meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, akan diberi Allah balasan pinjaman yang berlipatganda dan dia akan memperoleh pahala yang banyak.”

Isterinya dengan pandangan kecewa menatap lantai ruangan kamar dan berkata, “Engkau adalah pemimpin rumah ini dan engkau lebih mengetahui bahwa kita tidak punya harta dan simpanan apapun untuk kita berikan di jalan Tuhan. Abu Aqil menjawab, “Tetapi, kita harus turut melibatkan diri dalam tugas ini. Tidakkah engkau ketahui bahwa perbuatan ini disenangi oleh Tuhan dan Rasul-Nya?”

Abu Aqil melanjutkan perkataannya, “Ayat ini sangat menyentuh perasaanku sehingga aku segera pulang ke rumah. Hari ini semua orang Islam membawa apa yang mereka miliki kepada Nabi Muhammad saaw agar permintaan Tuhan terpenuhi.” Isterinya tersenyum dan dia mengambil salah satu bejana dan mengeluarkan segenggam kurma sambil berkata kepada Abu Aqil, “Kita mempunyai sedikit kurma. Ambillah dan berikan kurma ini kepada Nabi.”

Abu Aqil tertegun dan mengguman sendirian, “Apa yang bisa diperbuat dengan kurma ini? Tetapi ini lebih baik daripada tidak memberi sesuatupun.” Isterinya lantas menaruh kurma itu dalam sebuah kain bersih dan memberikannya kepada Abu Aqil. Dengan gembira, Abu Aqil berkata, “Meskipun kurma ini tidak tampak berguna tetapi ia dapat dimanfaatkan di medan perang.”

Halaman kecil masjid ramai dipenuhi umat muslimin. Abu Aqil berada di antara mereka. Dengan langkah yang lemah, dia memperhatikan bahwa ada beberapa ekor biri-biri, kambing, dan unta terikat di luar masjid. Abu Aqil menyadari bahwa hewan-hewan itu merupakan hadiah dari orang ramai. Dia juga melihat orang-orang yang berkumpul di dalam masjid dengan hadiah besar dan kecil di tangan mereka. Abu Aqil merapatkan bungkusan yang berisi kurma ke dadanya dan dia berjalan masuk ke dalam masjid.

Melihat banyaknya kaum muslimin yang berdatangan menyerahkan hadiahnya kepada Nabi SAWW, kaum munafikin merasa tidak senang, dan muncul kebencian di dalam hati mereka, yang mendorong mereka untuk mengejek setiap orang yang menyerahkan sedekah dan bantuan kepada Nabi. Orang yang memberikan bantuan dalam jumlah besar, mereka ejek sebagai pamer, tidak ikhlas dan mengharap pujian. Sedangkan orang yang memberikan bantuan dalam jumlah sedikit, mereka ejek dengan mengatakan, "Allah dan Rasul-Nya tidak memerlukan bantuan kamu."

Melihat sikap orang-orang munafik itu, Abu Aqil sempat beberapa kali ingin mengambil keputusan untuk pulang ke rumahnya dan menjauhkan diri dari pandangan para pengganggu itu. Tetapi ada kekuatan dalam dirinya yang menghalanginya untuk pulang. Akhirnya dia duduk diam-diam di sudut masjid. Dilihatnya Nabi Muhammad SAWW duduk di tepi mihrab dan menerima hadiah-hadiah dari umatnya. Dia berharap dalam hati, alangkah baiknya jika dia mempunyai simpanan yang lebih pantas untuk diberikan kepada Nabi.

Tiba-tiba, masjid yang semula dipenuhi dengan suara ramai dilanda kesepian dan kesunyian. Abu Aqil memandang kepada Rasulullah. Rupanya, Rasul sedang menerima wahyu. Rasulullah SAWW menutup mata dan wajahnya seolah-olah sedang tenggelam dalam cahaya yang bersinar. Semua sahabat memahami keadaan Nabi ini dan menanti sampai Rasul selesai menerima wahyu.

Rasulullah kemudian membuka matanya dan dengan langkah yang perlahan beliau bergerak ke arah Abu Aqil. Jantung Abu Aqil berdebar-debar dan dia berusaha untuk menyembunyikan bungkusan kurmanya. Lalu, terdengar suara Rasulullah yang memecah kesunyian masjid, “Wahai manusia, baru saja Jibril menyampaikan wahyu dari Allah kepadaku. Ketahuilah bahwa para malaikat yang berada di langit, memandang bumi untuk menyaksikan pinjaman siapakah yang terbaik di sisi Tuhan.”

Rasulullah kemudian meletakkan tangannya ke atas pundak Abu Aqil dan berkata, “Ketahuilah, hadiahmu lebih berharga dari emas di sisi Tuhan. Orang munafik yang mencelamu dan menyebabkan hatimu sakit, kelak akan diberi azab. Wahai Abu Aqil, para malaikat sedang menanti, berikan hadiah itu kepadaku dan ketahuilah bahwa Allah ingin agar aku menggembirakanmu. Engkau hari ini disenangi oleh Allah.”

Abu Aqil masih tidak percaya, dia merasa seolah-olah sedang bermimpi, sebuah mimpi yang amat manis. Rasulullah dengan penuh kasih sayang mengambil bungkusan kurma tersebut dari tangannya dan membelai kepala Abu Aqil. Ketika itu pula Rasul membacakan ayat ke-79 surah Taubah yang artinya, “Orang-orang munafik yaitu orang-orang yang mencela orang-orang mukmin yang memberi sedekah dengan sukarela dan mencela orang-orang yang tidak memiliki apapun untuk disedekahkan selain dari yang disanggupinya. Allah akan membalas penghinaan mereka itu dan bagi mereka azab yang pedih.”

Ya Musthafa (Sami Yusuf)



Ya Mustafa ya Mustafa ya Mustafa
Allahumma salli 'alal Mustafa
(O Allah send your blessings on the Chosen One)
Mustafa Mustafa Mustafa

Solo
You're our prophet,
Our beloved,
Truly you are,
Most just and kind (3)

Chorus
Allahumma salli 'alal Mustafa
Mustafa Mustafa Mustafa
Ya Mustafa ya Mustafa ya Mustafa
You're the Guide
Sent by Allah
To lead us
Towards the light (3)

Chorus
In your manners
And in your deeds
All the Prophets
You did exceed (3)

Muhammad (sammi yusuf)



Every day I see the same headlines

Crimes committed in the name of the divine

People committing atrocities in his name

They murder and kidnap with no shame

But did he teach hatred, violence, or bloodshed? No... Oh No

He taught us about human brotherhood

And against prejudice he firmly stood He loved children, their hands he’d hold

And taught his followers to respect the old

So would he allow the murder of an innocent child? Oh No...

CHORUS:

Muhammad ya rasulallah Muhammad ya habiballah Muhammad ya khalilallah Muhammad

Muhammad ya rasulallah Muhammad ya shafi’allah Muhammad ya bashirallah Ya rasulallah

Muhammad the light of my eyes About you they spread many lies

If only they came to realise Bloodshed you despise

Asma Allah



Asma’u ALLAH the Names of GOD

Raheem MERCIFUL
Kareemun GENEROUS
Adeem MAGNIFICENT
Aleemun ALL-KNOWING
Haleem FORBEARING ONE
Hakeemun PERFECTLY WISE
Mateen FIRM ONE

Mannan BENEFACTOR
Rahmaanun BENEFFICENT
Fattah OPENER
Gaffarun GREAT FORGIVER
Tawwab ACCEPTER OF REPENTANCE
Razzaqun SUSTAINER
Shaheed WITNESS

Allahuma salli ala Muhammad wa ali Muhammad
O GOD send Your Peace and Blessings on Muhammad and his family

Ya Muslimeen sallu alayhi
O Muslims send your peace and blessings upon him

Allahuma salli ala Muhammad wa sahbi Muhammad
O GOD send Your Peace and Blessings on Muhammad and his companions

Ya Mu’mineen sallu alayhi
O Believers send your peace and blessings upon him

Lateef SUBTLE ONE
Khabeerun ALL-AWARE
Sami’ ALL-HEARING
Baseerun ALL-SEEING
Jaleel SUBLIME ONE
Raqeebun WATCHFUL
Mujeeb RESPONSIVE
Gafuur ALL-FORGIVING
Shakuurun APPRECIATIVE
Waduud LOVING ONE
Qayuumun SELF-SUBSISTING ONE
Ra’uuf KIND
Sabuurun PATIENT ONE
Majeed MOST GLORIOUS ONE


Allahuma salli ala Muhammad wa ali Muhammad
O GOD send Your Peace and Blessings on Muhammad and his family


Ya Muslimeen sallu alayhi
O Muslims send your peace and blessings upon him

Allahuma salli ala Muhammad wa sahbi Muhammad
O GOD send Your Peace and Blessings on Muhammad and his companions

Ya Mu’mineen sallu alayhi
O Believers send your peace and blessings upon him

Allahu Akbar GOD is THE GREASTEST
La Ilaha illa hu There is no GOD but ALLAH
Al Maliku The SOVEREIGN LORD
Al Quddusu The HOLY ONE
La Ilaha illa hu There is no GOD but ALLAH
Arrahmanu The COMPASSIONATE
Arraheem The MERCIFUL

Allahu Akbar GOD is THE GREASTEST
Ya Rahman irham da’fana
O COMPASSIONATE, have mercy upon us

Allahu Akbar GOD is THE GREASTEST
Ya Ghaffaru ighfir dhunubana
O GREAT FORGIVER, forgive our sins

Allahu Akbar GOD is THE GREASTEST
Ya Sattaru ustur uyubana
O CONCEALER, conceal our faults

Allahu Akbar GOD is THE GREASTEST
Ya Mu’izu a’izza ummatana
O BESTOWER OF HONOUR, value our Ummah (nation)

Allahu Akbar GOD is THE GREASTEST
Ya Mujibu ajib du’aana
O RESPONSIVE, grant us our supplication

Allahu Akbar GOD is THE GREASTEST
Ya lateefu ultuf bina
O SUBTLE ONE, be gracious to us

Song`s text Al muallim


We once had a Teacher
The Teacher of teachers,
He changed the world for the better
And made us better creatures,
Oh Allah we’ve shamed ourselves
We’ve strayed from Al-Mu'allim,
Surely we’ve wronged ourselves
What will we say in front him?
Oh Mu'allim...

Chorus
He was Muhammad salla Allahu 'alayhi wa sallam,
Muhammad, mercy upon Mankind,
He was Muhammad salla Allahu 'alayhi wa sallam,
Muhammad, mercy upon Mankind,
Teacher of all Mankind.
Abal Qasim [one of the names of the Prophet]
Ya Habibi ya Muhammad
(My beloved O Muhammad)
Ya Shafi'i ya Muhammad
(My intercessor O Muhammad)
Khayru khalqillahi Muhammad
(The best of Allah’s creation is Muhammad)
Ya Mustafa ya Imamal Mursalina
(O Chosen One, O Imam of the Messengers)
Ya Mustafa ya Shafi'al 'Alamina
(O Chosen One, O intercessor of the worlds)
He prayed while others slept
While others ate he’d fast,
While they would laugh he wept
Until he breathed his last,
His only wish was for us to be
Among the ones who prosper,
Ya Mu'allim peace be upon you,
Truly you are our Teacher,
Oh Mu'allim..

Chorus
Ya Habibi ya Muhammad
(My beloved O Muhammad)
Ya Shafi'i ya Muhammad
(My intercessor O Muhammad)
Ya Rasuli ya Muhammad
(O My Messenger O Muhammad)
Ya Bashiri ya Muhammad
(O bearer of good news O Muhammad)
Ya Nadhiri ya Muhammad
(O warner O Muhammad)
'Ishqu Qalbi ya Muhammad
(The love of my heart O Muhammad)
Nuru 'Ayni ya Muhammad
(Light of my eye O Muhammad)
He taught us to be just and kind
And to feed the poor and hungry,
Help the wayfarer and the orphan child
And to not be cruel and miserly,
His speech was soft and gentle,
Like a mother stroking her child,
His mercy and compassion,
Were most radiant when he smiled

Chorus
Abal Qasim [one of the names of the Prophet]
Ya Habibi ya Muhammad
(My beloved O Muhammad)
Ya Shafi'i ya Muhammad
(My intercessor O Muhammad)
Khayru khalqillahi Muhammad
(The best of Allah’s creation is Muhammad)
Ya Mustafa Ya Imamal Mursalina
(O Chosen One O Imam of the Messengers)
Ya Mustafa ya Shafi'al 'Alamina
(O Chosen One O intercessor of the worlds)

Al hikam 14,15,16


Transkripsi dengan pengeditan seperlunya dari Kajian Kitab Al-Hikam oleh Syaikh Luqman pada tanggal 23 Juni 2007.
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
Setelah kita ditanya oleh Ibnu Athaillah tentang empat kaifa [kaifa yasyruqu qolbun shuwarul akwaani munthobi’atun fii mir atihi – bagaimana hati dapat bersinar sementara gambar dunia terlukis dalam cerminnya ?, am kaifa yarhulu ilallahi wa huwa mukabbalun bi syahwatihi – atau bagaimana hati bisa berangkat menuju Allah kalau ia masih terbelenggu oleh syahwatnya ?, am kaifa yathma’u an yadkhula hadhratallahi wa huwa lam yatathahhar min janaabati ghafalatihi – atau bagaimana hati akan antusias menghadap ke hadirat Allah bila ia belum suci dari janabah kelalaiannya ?, am kaifa yarjuu an yafhama daqaaiqal asraari wa huwa lam yatub min hafawaatihi – atau bagaimana hati mampu memahami kedalaman misteri gaib padahal ia belum bertobat dari kesalahannya ?], ini ada shock therapy yang luar biasa dari Ibnu Athaaillah, karena kalau tidak dipahami hati kita ketika kita menelusuri empat kaifa tersebut mengenai hudur hati kita sampai kita ini bisa terus menerus bersama Allah, maka orang bisa kaget, bisa terkejut melihat dunia ini.
Dulu ada seorang ulama mengalami stroke karena kaget, ketika menelusuri proses ruhaniah ibarat dari satu tahap ke tahap lain, dari satu langit ke langit lain, kalau digambarkan begitu seperti orang sedang menengadah melihat langit yang penuh keindahan bukan keindahan bintang-bintang, melainkan dibukakan tentang keindahan manifestasi asma’-asma’ Allah yang tersembunyi dibalik satu langit ke langit yang lain. Tiba-tiba kembali lagi ke dunia, langsung kaget, stroke.
Karena itu Beliau mengingatkan supaya kita tidak kaget dengan kalimat [14] : al kaunu kulluhu zhulmah - kehidupan dunia ini semuanya sesungguhnya gelap. Disebut gelap untuk menggambarkan ketiadaan, tidak ada atau tidak wujud karena itu disebut zhulmah. Wa innama anaa rahuzhuhuurul haqqi fiihi – bahwa Allah itu mencahayai semesta ini, karena itu apakah kita ini di dalam nuansa limpahan cahaya atau tidak ? dilanjutkan oleh Beliau faman ra-al kauna – siapa yang melihat semesta dunia yang ada ini (makhluk Allah), wa lam yasyhadhu fiihi – tapi tidak musyahadah, digunakan kalimat wa lam yasyhadhu fiihi ini mengingatkan bahwa proses pandang memandang antara kita dengan gusti Allah itu melalui musyahadah. Di sinilah para sufi membangun istilah yang disebut dengan wahdatusy syuhud dan bukan wahdatul wujud, sebab wahdatul wujud itu berarti patheisme yaitu menyatunya alam dengan tuhan. Alam ini fisiknya dan ruhny adalah tuhan, itulah yang disebut pantheisme dalam filsafat Yunani. Nah disinilah dunia Islam yang dieksplorasi oleh tasawuf menolak apa yang disebut wahdatul wujud, yang benar adalah wahdatusy syuhud karena yang menyatu bukan wujudnya melainkan musyahadahnya yaitu kesaksian hatinya yang menyatu. Bagimana wujud bisa bersatu padahal wujud itu ya hanya satu. Kalau ada wahdatul wujud berarti banyak wujud yang kemudian bersatu wujud itu, sedangkan yang berhak mempunyai sifat wujud itu hanya Allah karena itu Beliau mengatakan awalnya dengan wa lam yasyhadhu – tidak menyaksikan Allah, fiihi – di balik semesta ini, au indahu – atau di sisi semesta ini, au qablahu – atau sebelum adanya semesta ini, au ba’dahu – atau sesudah digulungnya semesta ini, faqad a’wazahu wujuudul anwaar – orangitu telah kehilangan wujud cahaya, wa hujibat ‘anhu syumuusul ma’aarifi bi suhubil atsar – dan orang itu tertutup dari cahaya matahari makrifat oleh mendung-mendung kemakhlukan semesta dunia ini. Dari sinilah kenapa disebut dunia itu suatu pesona yang memperdayai kita karena itu sebenarnya tidak ada hanya bayangan saja seperti orang melamun membayangkan sesuatu yang sebenarnya tidak ada, hanya seakan-akan ada saja. Kalau orang masuk di dalam lamunan itu, maka dia akan kehilangan cahaya lalu orang hidup dalam ghurur tadi. Jadi kehidupan dunia itu bisa memperdayai karena orang bisa kehilangan Allah.
Kalau orang bisa yasyhadhu fiihi bisa musyahdah di balik dunia, di sisi dunia, sebelum adanya dunia dan setelah dunia ini tidak ada maka orang tidak akan pernah kehilangan nur – yang digambarkan sebagai cahaya matahari makrifat. Hal ini penting sekali karena Allahu nuurus samaawaati wal ardh – Allah itu cahaya langit dan bumi [Q.S. 24:35], maksudnya bahwa Allah itu mencahayai, nur itu adalah asma’ dan sifat. Sifat nurNya itu adalah ada di langit dan di bumi, karena itu apa saja – kalau kita ingin mendengar tasbihny alam semesta ini maka musyahadah dulu di balik apa saja yang tampak. Bahwa di balik itu Allah. Seperti misalnya bisa digambarkan soal hubungan interaksi kita dengan Allah melalui apa yang kita pandang – man ra-a nafsahu faqad ra-a rabbahu, siapa yang melihat dirinya maka ia akan melihat tuhannya. Kita itu melihat diri kita apa ? Oh… aku melihat diriku sebagai abd / hamba. Dia melihat tuhannya pada tingkat abd ini berarti ada ubudiyah maka dia melihat tuhannya sebagai rab yang rububiyah. Interaksinya : siapa yang melihat dirinya dengan taubat, contohnya seseorang yang melihat dirinya bersalah dan melakukan taubat maka dia akan melihat tuhannya dengan sifat maghfirah. Siapa yang mengenal dirinya dengan doa, misalnya seseorang yang berkesadaran untuk full dengan doa karena di al qur’an disebutkan yaa ayyuhaannaasu antumul fuqaraa-u ilallah – hai manusia kamu sangat butuh banget sama Allah [Q.S. 35:15], oleh karena itu aku harus mohon – kalau aku mohon aku harus kenal tuhan. Begitu tuhan kenal dengan si pendoa maka dia akan kenal Allah dengan ijabahNya. Proses itu berlangsung terus menerus tidak habis-habisnya.
Dari sinilah Anda mengenal pohon, air, hawa panas, itu semua tentang diri kita sebenarnya, pelajaran dari Allah tentang profile dan prototype diri kita sendiri. Lalu apa ? Oh.. iya Allah sedang menggerakkan apa – sifat apa di situ ? Itulah awal musyahadah.
Dulu saya ada kawan di Jakarta, ceritanya lagi jadzab yang membawa hikmah tetapi jangan ikut-ikut lho ya… Perusahaan kalau di Jakarta kalau ada kantor gede bikin listing sumbangan mau bikin musholla, kebanyakan yang memberikan sumbangan ditulis hamba Allah seratus ribu misalnya, nah kawan saya lagi agak gendeng ditulis saja Allah seratus ribu – geger sekantor itu. Karena kawan saya agak kontroversial, maka dipanggil oleh direkturnya, “Rosyid, sini !, Kenapa mengaku tuhan ? Ini ada bukti-buktinya”, “Ini tanda tangan siapa ?”. Si Rosyid menjawab, “Ini tanda tangan saya memang, tapi sebenarnya begini Pak tujuan saya agar temen-temen kantor nanti ketika membangun musholla merasa bahwa yang membangun itu gusti Allah juga bukan cuman diklaim oleh temen-temen sekantor ini”. “Lho maksudmu gimana kok kamu tulis Allah begini ?”. “Lha iya sekarang saya minta Bapak menulis di kertas tulisan apa saja”. Kemudian ditulis misalnya : rencana pembangunan musholla. “Siapa Pak yang nulis tadi ?”. “Saya”. “Apa bukan pulpen yang nulis ? Sama seperti saya, saya ini cuman pulpennya gusti Allah, jadi engga berhak mengaku tadi tulisan saya, tulisannya gusti Allah juga”. Jadi semua itu tadi merupakan gambaran saja bahwa itu cermin. Dulu Syekh Jalaluddin ar Rumi yang punya tarekat Maulawiyah, pernah mengadakan lomba lukis, ada orang yangmengikuti tanpa membawa kertas tetapi membawa cermin. Saat lukisan dikumpulkan, ditanya orangtersebut tentanglukisannya dan dia menjawab, “Bapak minta lukisan apa ? Mau lukisan gunung ? Ini dia” sambil menghadapkan cermin ke arah gunung. Dari hal ini sebenarnya Syekh Jalaluddin ar Rumi ingin mengingatkan bedanya seorang sufi dengan intelektual atau cendekiawan. Kalau intelektual/ilmuwan/cendekiawan ya seperti pelukis itu kerjanya menggambar, mengukur, menghitung tetapi tidak bisa 3 dimensi seperti dalam cermin itu. Nah si sufi ini hanya ingin memotret saja yang pas. Qolbul mu’minin baitullah – qolbunya orang beriman itu rumah Allah, cermin Allah. Cermin itu kecil, tetapi kenapa bisa mewadahi seluruh gambar bukit yang ada di hadapannya ? Itu untuk menjawab pertanyaan bahwa Allah itu tak terhingga tetapi kok dalam hadis Qudsi berfirman bahwa yang bisa memuat Allah cuma hati orang yang beriman. Lha hati itu seperti cermin tadi, karena itu hati kita ini tiap hari harus digosok terus supaya ada pancaran nur tadi, nurnya Allah biar bisa persis terpantul dalam hati kita. Kalau tidak bisa persis ya karena salah kita saja, soal yaqin kita kepada Allah saja.
Dalam memandang alam semesta kita tidak boleh memandang wujudnya saja, karena perintah Allah itu kita disuruh memnadang yang tersembunyi di balik yang wujud dalam rangka musyahadah. Di sanalah ada af’al, asma’ dan sifat Allah, sehingga akhirnya seseorang hisa memahami kalau Allah menyebutkan bahwa seluruh yang ada di langit dan di bumi bertasbih.
Daun akan menyucikan Allah karena dia tidak akan mengklaim dirinya tumbuh karena dirinya, kalau dia mengklaim dia tumbuh dengan sendirinya berate dia mengotori, mengurangi af’al, asma’ dan sifat Allah.
Dilanjutkan dengan [15] : mimmaa yadulluka ‘ala wujuudi qahrihi subhaanahu an hajabaka ‘anhu bimaa laisa bimaujuudin ma’ahu. Salah satu sifat Qahar-nya Allah yaitu memaksanya Allah, antara lain adalah menutup diri kita ini dengan sesuatu tutup yang sebenarnya tutup itu tidak pernah ada. Manusia sering kali tertutup antara dirinya dan tuhanya dengan sesuatu, bisa dunia, bisa hawa nafsu, bisa khayalan, bisa akhirat, padahala hakikatnya tutup itu tidak ada. Kalau ada sesuatuyang bisa menutupi Allah berarti sesuatu itu akbaru minhu - lebih besar dibandingkan Allah. Kita harus mulai belajar merasakan bahwa kita sholat, bergerak kesana kemari, Rasulullah mengajari terus menerus mengucapkan bismillahirrohmanirrohim. Sebenarnya untuk apa ? Hal itu adalah minimal agar kita sadar bahwa di balik itu semua ada asmanya Allah sehingga hubungan kita dengan Allah tidak mudah tertutup oleh sesuatu yang sebenarnya sesuatu itu tidak ada. Yang ada itu Allah saja. Kita ini kan hanya cermin. Tetapi manusia menjadi salah manakala bercermin dan mengaku bahwa yang di cermin itu adalah dirinya.
Posisi musyahadah adalah dalam wilayah ruh menjelang wilayah sirr. Jangan diturunkan di wilayah akal, nanti akan menjadi seperti orang membawa cermin tadi yang kemana-mana pengumuman bahwa cermin itulah dirinya. Bias dari ruh adalah qalbu kita ini.
Dilanjutkan dengan sepuluh kaifa [16] : kaifa yatashawwaru an yahjubahu syai’ wa huwalladzi zhahara bikulli syai’ – bagaimana sesuatu itu menutup Allah, sedangkan Allah menyertai segalanya [menyertai itu ya apa saja ada Allah di situ, tetapi sesuatu tidak bisa menyertai Allah, Allah yang menyertai sesuatu], kaifa yatashawwaru an yahjubahu syai’ wa huwalladzi zhahara fii kulli syai’ – bagaimana sesuatu itu menutup Allah, sedangkan Allah tampak dibalik segala sesuatu, kaifa yatashawwaru an yahjubahu syai’ wa huwalladzi zhahara likulli syai’ – bagaimana sesuatu itu menutup Allah, sedangkan Allah tampak bagi segala sesuatu [Maksudnya kalau Allah tampak bagi segala sesuatu berarti yang lain tidak tampak, lalu jangan yang lain itu kita jadikan tutup wong tidak tampak], kaifa yatashawwaru an yahjubahu syai’ wa huwazh zhahiru qabla wujuudi kulli syai’ – bagaimana sesuatu itu menutup Allah, sedangkan Allah sudah tampak sebelum segala sesuatu yang ada ini tampak dan ada, kaifa yatashawwaru an yahjubahu syaiun wa huwa azh-haru min kulli syai’ – bagaimana sesuatu itu menutup Allah, sedangkan Allah itu lebih jelas dari segalanya yang ada [Lebih jelas, bahkan saking jelasnya tidak bisa dilihat oleh mata kepala kita dan hanya bisa dipandang oleh mata hati kita. Mata hati kita ini produk akhirat yang ada di dunia sehingga bisa memandang Allah.], kaifa yatashawwaru an yahjubahu syaiun wa huwal wahidulladzi laysa ma’ahu syai’ – bagaimana sesuatu itu menutup Allah, sedangkan Allah itu satu-satunya tidak ada yang menyertainya [Satu-satunya itu adalah pernyataan seseorang ketika sudah menafikan semuanya, lalu orang akan mengatakan Kaulah satu-satunya. Hal ini beda dengan Kaulah Maha Esa, beda ! Al wahid itu artinya satu-satunya.], kaifa yatashawwaru an yahjubahu syaiun wa huwa aqrabu ilayka min kulli syai’ – bagaimana sesuatu itu menutup Allah, sedangkan Allah maha dekat dibanding apa pun yang dekat dengan kita [Karena maha dekat janganlah membayangkan bahwa kedekatan dengan Allah itu berdasarkan dekatnya jarak, ruang, waktu dan zaman. Hal tersebut tidak bisa untuk mengukur dekatnya Allah.], kaifa yatashawwaru an yahjubahu syaiun walaulaa hu maa kaana wujuudu kulli syai’ – bagaimana sesuatu itu menutup Allah, kalau tanpa Allah segalanya tidak pernah ada, yaa ‘ajaban kaifa yazh-harul wujuudu fiil ‘adam – sungguh mengagumkan/mengherankan bagaimana engkau bayangkan ada sesuatu yang ada padahal itu ada dalam ketiadaan [Orang itu terhijab karena dia memproduksi sesuatu yang disebut menurut dia ada padahal dalam ketiadaan], kaifa yatsbutul haaditsu ma’a man lahu washfil qidam – bagaimana sesuatu yang baru kita sandingkan dengan sesuatu yang maha dahulu [Itu tidak akan terjadi.].
Jadi sepuluh hal tersebut silahkan Anda tulis, ditempel di kamar Anda, di tempat Anda merenung agar suasana musyahadah dengan Allah dapat terus. “Engkau semua Allah” dan di situlah awal interaktif, awal Anda on line terus dengan Allah lalu Anda akan menyadari bahwa hijab itu ternyata tidak ada. “Kok gusti Allah semua ya?” jadi nanti akan begitu

[ BaGuS ]
Posted by Majelis Cahaya Ilahi at 10:00 PM

dikutip : http://majeliscahayailahi.blogspot.com/

Muallim

Sebaik-baik doa yang harus engkau panjatkan kepada Allah, adalah apa-apa yang Allah perintahkan kepadamu." (Ibnu Atha'illah)Saudaraku, nikmat yang Allah karuniakan kepada kita sebenarnya jauh lebih besar daripada nikmat yang kita minta. Saat kita meminta rezeki, pada saat bersamaan rezeki yang Allah curahkan kepada kita jauh lebih melimpah. Saat kita meminta kebaikan, pada saat bersamaan kebaikan yang Allah berikan jauh lebih banyak dari yang kita duga. Hanya saja, keterbatasan ilmu dan ketertutupan mata hati, membuat kita jarang menyadari besarnya karunia tersebut.Doa yang kita mohonkan kepada Allah terbagi ke dalam tiga tingkat. Tingkat pertama adalah doa meminta dunia. Inilah doa dengan tingkatan "terendah". Dalam doa ini, tidak ada yang kita minta selain dunia, termasuk minta harta berlimpah, minta kedudukan, minta berhasil dalam bisnis atau pekerjaan, minta jodoh, dsb. Tidak salah kita berdoa seperti ini, bahkan dianjurkan.Tingkat kedua adalah doa minta pahala. Pada tingkatan kedua ini kita meminta agar Allah SWT membalas semua kebaikan kita dengan balasan berlipat. Puncaknya, kita meminta dimasukkan ke dalam syurga dan dijauhkan dari neraka. Doa tingkatan kedua ini lebih bernuansa akhirat, dan nilainya lebih tinggi dari sekadar meminta dunia.Tingkat tertinggi dari doa adalah meminta rahmat dan ridha Allah. Inilah cita-cita tertinggi yang harus dimiliki seorang Muslim. Tentang hal ini, dalam kitab Hikam, Imam Ibnu Athaillah mengungkapkan bahwa "sebaik-baik doa yang harus engkau panjatkan kepada Allah, adalah apa-apa yang Allah perintahkan kepadamu."Jadi, doa terbaik yang harus kita panjatkan kepada Allah adalah doa minta dikuatkan iman, doa minta diberi ketaatan pada semua perintah dan larangan, serta istiqamah dalam pengabdian. Rasulullah SAW mencontohkan sebaik-baik doa, yaitu: Allahumma inni as'aluka ridhaaka wal jannah wa 'audzubika min sakhaathika wannaar. Artinya, "Ya Allah aku memohon kepada-Mu, ridha-Mu dan syurga; dan aku berlindung kepada-Mu dari murka-Mu dan api neraka".Saat kita meminta ridha Allah, maka saat itu kita telah meminta hal paling berharga dalam hidup. Sebab, tidak ada gunanya harta, pangkat, jabatan, ketampanan, atau apa pun, bila Allah tidak ridha kepada kita. Bila Allah sudah ridha, maka semuanya akan jadi mudah. Dunia insya Allah akan kita dapatkan, dan akhirat pun akan kita rengkuh.Karena itu, daripada minta kecukupan, lebih baik kita minta tawakal; daripada minta nikmat, lebih baik kita minta syukur; daripada minta terlepas dari musibah, lebih baik minta sabar, dsb. Hal ini bukan berarti kita tidak boleh berdoa. Silakan berdoa apa pun, selama tidak memohon kemaksiatan. Apa yang diungkapkan lebih menunjukkan skala prioritas. (irdy74)Lebih baik juga bila kita berdo'a kepada Allah mohon diberikan terangnya hati, tetapnya iman, kebaikan dunia & akherat, dan mohon kebarokahan atas segala sesuatu yang ALLAH berikan kepada kita... Amiin...

dikutip : http://raras9.blogspot.com/

Menjaga amanah





Menjaga Amanah
IBRAHIM bin Adham pernah menjadi penjaga kebun milik orang kaya. Dia menjaga kebun tersebut dengan terus memperbanyak shalat. Satu hari, pemilik kebun meminta dipetikkan buah delima. Ibrahim mengambil dan memberinya. Tapi pemilik kebun malah memarahinya. Ia tersinggung karena diberikan buah delima yang asam rasanya.''Apa kau tak bisa membedakan buah delima yang manis dan asam?'' Ibrahim menjawab,''Aku belum pernah merasakannya.'' Pemilik kebun menuduh Ibrahim berdusta. Ibrahim lantas shalat di kebun itu. Pemilik kebun menuduhnya berbuat riya dengan shalatnya. ''Aku belum pernah melihat orang yang lebih riya dibanding engkau.'' Ibrahim menjawab,'' Betul tuanku, ini baru dosaku yang terlihat. Yang tidak, jauh lebih banyak lagi.''
Di hari lain, majikan kembali meminta buah delima. Kali ini Ibrahim memberi yang terbaik menurut pengetahuannya. Tapi lagi-lagi pemilik kebun kecewa karena buah yang dia terima asam rasanya. Diapun memecat Ibrahim. Sufi besar itupun pergilah. Di perjalanan, ia menjumpai seorang pria yang sekarat karena kelaparan. Ibrahim memberinya buah delima yang tadi ditolak majikannya. Ibrahim lantas berjumpa lagi dengan pemilik kebun yang berniat membayar upahnya. Ibrahim berkata agar dipotong dengan buah delima yang ia berikan kepada orang sekarat yang ia jumpai. ''Apa engkau tak mencuri selain itu,'' tanya pemilik kebun. ''Demi Allah, jika orang itu tidak sekarat, aku akan mengembalikan buah delimamu.'' Setelah upahnya dibayar Ibrahim pun pergi.Pemilik kebun, setahun kemudian, mendapat tukang baru. Dia kembali meminta buah delima. Tukang baru itu memberinya yang paling harum dan manis. Pemilik kebun itu bercerita bahwa ia pernah meiliki tukang kebun yang paling dusta karena mengaku tak pernah mencicipi delima, memberi buah delima kepada orang yang kelaparan, minta dipotong upahnya untuk buah delima yang ia berikan kepada orang kelaparan itu.''Dia juga selalu shalat. Betapa dustanya dia,'' kata pemilik kebun. Tukang kebun yang baru lantas berujar.''Demi Allah, wahai majikanku. Akulah orang yang kelaparan itu. Dan tukang kebun yang engkau ceritakan itu dulunya seorang raja yang lantas meninggalkan singgahsananya karena zuhud.'' Pemilik kebun lantas mengambil debu dan menaburnya di atas kepalanya sembari menyesali,''Celaka, aku telah menyia-nyiakan kekayaan yang tak pernah aku temui. (rol)

Mintalah fatwa pada hatimu


Istafti qalbak, al-birr mâ ithma’anna ilayhi al-nafs wa athma’anna ilayhi al-qalb wa al-ismu mâ hâka fi al-nafs wa taraddad fi al-shudûr. [H.R. Ahmad dan al-Dârimî] Mintalah fatwa pada hatimu, kebaikan adalah sesuatu yang membuat hatimu tenang dan keburukan adalah sesuatu yang membuat hatimu gelisah.
Hidup ini selalu dan tidak akan pernah lepas dari pilihan-pilihan yang harus kita putuskan, bahkan terkadang kita dihadapkan pada situasi dimana kita harus segera mengambil keputusan dalam hitungan sepersekian detik. Suatu pemahaman dan keyakinan yang merupakan kesimpulan bagiku secara pribadi baru benar-benar kusadari dalam dua bulan terakhir ini setelah beberapa kejadian yang sebenarnya memang kesalahanku sendiri setelah aku tidak menghiraukan hatiku sendiri. Benarlah bahwa sesungguhnya hati kita merupakan tempat bersemayamnya kebenaran, petunjuk dan hidayah Allah. Kok bisa ? Ya… bisa sih, tapi ini menurutku pendapatku sendiri lho yang masih jauh dari kebenaran yang hakiki.
Dzikir thoriqoh bagiku merupakan suatu metode pendekatan diri pada Allah yang salah satu fungsinya adalah untuk membersihkan hati dari segala kekotoran, sifat-sifat yang tidak terpuji yang dapat menciptakan hijab-hijab baru yang sebenarnya imajiner yang menghalangi kita memandang Allah. Istiqomah dalam dzikir thoriqoh sama artinya secara terus-menerus membersihkan dan menggosok cermin hati kita agar benar-benar mengkilap sehingga cahaya Allah bisa memantul sempurna di dalamnya. Kalau hati kita bersih maka cahaya hidayah Allah bisa tertampung dalam hati sehingga terang benderang. Karena itu Syekh Abdul Jalil Mustaqim mengajarkan jika kita berdoa hendaklah selalu memohon tetapnya iman, terangnya hati, keselamatan hidup dunia-akhirat, serta ampunan dan ridho-Nya. Di PETA pun selalu diajarkan : biasakno, kulinakno, pangucapmu podo karo karepe atimu. Biasakan menyamakan ucapan dengan kehendak hati, belajar tidak berpura-pura walaupun untuk tujuan baik sekalipun. Biasakan untuk mendengar dan mengikuti kata hati dalam bertindak.
Nah masalahnya bagaimana kita tau itu kata hati kita atau kata nafsu kita atau kata akal pikiran kita ? Di sinilah kembali lagi pentingnya dzikir thoreqoh, dzikir yang terbimbing yang mempunyai otoritas pengajaran dari kanjeng Nabi Muhammad SAW. Istiqomah dalam dzikir thoriqoh berarti juga kita menjalankan riyadoh/tirakat/disiplin ruhani dalam olah rasa, sehingga insya Allah semakin hari kita akan semakin peka dalam membedakan mana sih yang merupakan hasrat nafsu, mana juga yang hasrat ruh, mana yang merupakan produk akal pikiran, mana yang merupakan hembusan syaithon yang membuat was-was hati kita dan mana pula yang merupakan kata hati kita. Hasrat ruh biasanya mengajak kita terus mendekat pada Allah tanpa tendensi apa pun. Kalau ingin tahu karakter nafsu, belajarlah pada anak kecil, kebetulan juga sih ketiga anakku masih balita semua jadi aku bisa belajar pada mereka. Kalau mereka bermain tidak lepas dari tawa dan tangis, begitu bertengkar, begitu juga marah menyusul dan begitu juga tawa meledak. Tetapi dalam sekian detik berikutnya, langsung berbaikan lagi dan meledak pula tawa di antara mereka. Itulah karakter nafsu yang munculnya biasanya spontan, spontan marah, spontan sedih, spontan gembira dan spontan-spontan yang lain yang memposisikan diri kita harus menang, harus enak, harus benar dan harus-harus yang lain yang paling menguntungkan hawa nafsu kita. Pada anak kecil pula aku bisa belajar tentang keyakinan, mereka dalam bertindak apa pun tidak pernah merasa ragu jika tidak kita pengaruhi, hatinya pas karena mereka belum menggunakan akal pikirannya sehingga tidak ada pertimbangan logika dalam bertindak, akulah sbagai orang tua yang sering merasa khawatir tentang berbagai bahaya dalam tindakan mereka karena akal pikiranku melakukan analisa sebab akibat dalam tindakan mereka. Jadi karakter akal pikiran menurutku adalah jika sudah muncul pertimbangan-pertimbangan bagaimana-jika atau jika-maka (logika berpikir), kalau begini maka bagaimana, sesuai referensi (baik pengalaman atau pun keilmuan) yang tersimpan di memori kita. Bila pertimbangan akal-pikiran sudah memutuskan tetapi masih ada keraguan dan pertimbangan yang lebih panjang lagi, maka itulah karakter hembusan syaithon dalam hati kita. Nah paling enak menurutku sesuai pengalaman selama ini ya mengikuti kata hati yang terdalam, yang munculnya begitu saja dengan nuansa hati yang biasa-biasa saja dalam arti ketika muncul hal itu hati kita sedang tenang, tidak ada keraguan di dalamnya, tidak ada rasa apa pun baik sebelum kemunculannya maupun sesudah kemunculannya. Pokoknya biasa saja gitu lo.... Itulah tuntunan bagi kita dalam bertindak atau pun dalam mengambil suatu keputusan dalam berbagai kemungkinan yang ada. Nah kalau kata hati itu muncul segeralah diikuti sebelum pertimbangan logika muncul bisa jadi kacau nantinya. He... he... seperti dua bulanan ini terhitung 3 kali aku tidak segera menindaklanjuti kata hati seperti biasanya sehingga pertimbangan logika berpikir ikut main, kacau deh jadinya. Serahkan saja diri kita ini pada-Nya, mohon bimbingan dan kemudahan dari-Nya. Seperti biasanya dalam situasi apa pun insya Allah aku selalu berdoa dengan doa yang singkat : Mudahkan Yaa Allah, alhamdulillah selalu diberi kemudahan oleh Allah dengan tuntunan yang menggerakkan diri ini menuju jalan kemudahan dari-Nya.
Jadi kesimpulannya :
Istafti qalbak - mintalah fatwa pada hatimu, sebagaimana dawuh kanjeng Nabi Muhammad, dalam segala hal apa pun insya Allah bisa kita rasakan jika kita manut pada apa yang diajarkan guru Mursyid kita dengan 1.) istiqomah dalam berdzikir; 2.) selalu berdoa memohon tetapnya iman, terangnya hati, keselamatan hidup dunia-akhirat, serta ampunan dan ridho-Nya; 3.) juga mengamalkan salah satu dari laku dan sikap hati murid Syadziliyah yaitu : “Biasakan Ucapanmu sama dengan Kehendak Hatimu”.

Ada dalam Nabi dalam diri


Ada dalam Nabi dalam diri


Kalau tidak salah ada salah satu hadits nabi yang memaparkan tentang awal mula penciptaan, dimana ketika itu ada sahabat nabi bernama Jabir menanyakan tentang apa yang pertama kali Allah ciptakan sebelum seluruh semesta ini ada, yang kemudian dijawab oleh Rasulullah bahwa yang pertama kali Allah ciptakan adalah MUHAMMAD yang belum berupa sosok biologis manusia melainkan masih berupa NUR yang darinyalah kemudian diciptakan seluruh makhluk. Itulah yang dinamakan NUR MUHAMMAD.
Setiap makhluk apa pun itu, terutama manusia struktur fisiknya pasti tersususun dari sel dimana untuk setiap kilogram berat badan terdapat sekitar saru triliun sel, nah tinggal menghitung saja berapa berat badan seseorang dan berapa kira-kira jumlah sel yang menyusun tubuhnya tersebut. Dari sekian triliun sel yang terdapat dalam tubuh manusia, ternyata dari setiap selnya mengandung gen yang sama. Gen ini berfungsi dalam pembelahan sel, mentransmisikan sifat-sifat orang tua kepada anak dan terus menerus bekerja tanpa henti pada tingkatan yang jauh lebih langsung. Contohnya : kita tidak akan dapat berbicara tanpa berfungsinya gen kita yang berperanan penting dalam menyaring informasi linguistik dari otak, perantaraan gen diperlukan untuk mengangkat benda-benda, memainkan alat musik atau mengerjakan segala aktivitas yang lainnya. Sebuah aspek yang sangat mengagumkan adalah bahwa meskipun gen memiliki prinsip cara kerja yang umum tetapi kode-kode gen tersebut memiliki kemungkinan kombinasi yang tak terhingga sehingga memastikan tidak akan pernah ada dua makhluk yang sama persis. Setiap makhluk merupakan satu keistimewaan dari tujuh puluh triliun kombinasi gen yang mungkin terjadi. Sungguh luar biasa !!! Gen itu sendiri sebenarnya merupalan blue print dari kehidupan kita yang merupakan elemen kunci yang memungkinkan diteruskannya kehidupan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Dalam setiap sel terkandung tiga miliar keping informasi genetik, tetapi hanya sekitar lima sampai sepuluh persen saja yang aktif (genom) sedangkan sisanya dalam kondisi tidak aktif (dorman), sehinga sesungguhnya potensi manusia sungguh sangat luar biasa. Nah, gen yang bersifat dorman ini sebenarnya bisa diaktifkan dengan mekanisme on/off, misalnya dalam situasi terdesak ada gen yang sebelumnya off/dorman menjadi on/genom juga berpikir positif bisa mengaktifkan gen yang sebelumnya bersifat off/dorman. (Referensi : The Divine Message of The DNA; Kazuo Murakami, Ph.D.; Penerbit MIZAN).
Dari hal tersebut di atas, saya mempunyai suatu keyakinan menurut penalaran saya bahwa meskipun gen tersebut merupakan suatu kombinasi yang unik sehingga ada hingga tak terhingga kemungkinan kombinasinya sehingga tidak satu makhluk pun yang benar-benar sama dan identik, tetapi di antara triliunan kode genetik tersebut saya yakin ada satu kode genetik awal yang sama dari setiap makhluk yang selalu diturunkan dari generasi ke generasi berikutnya dan mungkin yang saya yakini itulah merupakan gen MUHAMMAD sebagi awal penciptaan di semesta ini, tetapi mungkin juga gen Muhammad tersebut dalam kondisi off/dorman. Sehingga sebenarnya dalam diri kita pun ada Muhammad secara genetik meskipun kita tidak mempunyai nashab kepada Beliau, walaupun mungkin gen Muhammad tersebut dalam kondisi tidak aktif. Nah, karena penemuan termutakhir dalam bidang genetika menyatakan kalau gen-gen yang ada mempunyai mekanisme nyala padam (on/off), maka satu lagi keyakinan menurut penalaran saya adalah bahwa dengan bersholawat maka secara genetik sama artinya kita mengaktifkan gen Muhammad tersebut. Semakin banyak, sering dan istiqomah dalam bersholawat maka akan semakin aktiflah gen Muhammad tersebut dalam diri kita sehingga dorongan akan nilai-nilai ketuhanan dan kemulian akhlaq dalam diri kita juga akan semakin kuat. Secara ruhani, dengan bersholawat, tentunya Anda lebih tahu dari saya.


Tentang thoriqoh syadziliyyah




TENTANG THORIQOH SAZILIYYAH [1]tasawuf, Nama pendirinya yaitu Abul Hasan Ali Asy-Syazili, yang dalam sejarah keturunannya dihubungkan orang dengan keturunan dari Hasan anak Ali bin Abi Thalib, dan dengan demikian juga keturunan dari Sitti Fatimah anak perempuan dari Nabi Muhammad saw. Ia dilahirkan di Amman, salah satu desa kecil di Afrika dekat desa Mensiyah dimana hidup seorang wali besar sufi Abdul abbas al Marsi, seorang yang tidak asing lagi namanya dalam dunia tasawuf. Kedua desa itu terletak di daerah Maghribi. Syazili lahir kira-kira dalam tahun 573 H. Orang yang pernah bertemu dengan dia menerangkan bahwa Syazili memiliki perawakan badan yang menarik, bentuk muka yang menunjukkan keimanan dan keikhlasan, warna kulitnya yang sedang serta badannya agak panjang dengan bentuk mukanya yang agak memanjang pula. Jari-jarinya langsing seakan-akan jari2 orang Hejaz. Menurut Ibn Sibagh bentuk badannya itu menunjukkan bentuk seorang penuh dengan rahasia-rahasia hidup. Pendapat ini sesuai dengan pendapat Abul Azaim, ringan lidahnya, sedap didengar ucapan-ucapannya, sehingga kalau ia berbicara maka pembicaraannya itu mempunya pengertian yang mendalam. Tatkala orang bertanya kepadanya, mengapa ia dinamakan Syazili, ia menjawab bahwa pertanyaan semacam ini pernah dikemukakan kepada Tuhan dalam fananya.Konon Tuhan mengatakan "Ya Ali Aku tidak menamakan dikau dengan nama Syazili, tetapi dengan nama Syazz yang artinya "jarang" karena keistimewaanmu dalam berkhidmat kepadaKu" Memang Syazili termasuk salah seorang sufi yang luar biasa, seorang tokoh sufi terbesar yang dipuja dan dipuji diantaranya oleh wali-wali kebathinan dalam kitab-kitabnya, baik karena kepribadiannya maupun karena fikiran2 dan ajaran2 nya. Hampir tak ada kitab tasawuf yang tidak menyebutkan namanya dan mempergunakan ucapan-ucapan yang penuh dengan rahasia dan hikmah untuk menguatkan sesuatu uraian atau pendirian. Dalam menggambarkan sifat2 Syazili, Muhammad al Maghribi menerangkan, bahwa Tuhan telah menganugrahkan kepada Syazili 3 perkara yang belum pernah dicapai oleh orang-orang sebelumnya dan oleh orang-orang sesudahnya yaitu dia dan penganut2nya tertulis namanya dalam Luh Mahfuz, bahwa orang2 yang majdzub diantara golongannya kembali kepada dasar kejadian manusia yang suci dan bahwa pada qutub-qutubnya berjalan abadi sampai hari kiamat. Konon ia lahir sudah diumumkan oleh beberapa ulama sufi, bahwa akan lahir di Mesir seorang yang dinamakan Muhammad, yang akan mengadakan pembukaan ilmu dan rahasia kegaiban di tempat itu yang akan masyhur dan dikenal orang dalam zamannya, akan lahir seorang pemuda yang sangat tinggi adabnya dan perilakunya, bermadzab Hanafi bernama Muhammad bin Hasan, yang pada pipi sebelah kanan terbayang cahaya yang putih seperti awan yang warna kulitnya semu putih dan pada matanya terpancar cahaya yang gilang gemilang dan ia dilahirkan sebagai anak yatim yang miskin (sebagaimana dilahirkannya Nabi Muhammad saw dalam keadaan yatim dan miskin)

Memang sejak kecil Syazili telah menunjukkan sifat2 shaleh dan sufi. Ia memakai khirqah yang dianugrahkan dari dua orang gurunya yang terbesar. Seorang bernama Abu Abdullah bin Harazim dan yang seorang lagi bernama Abdullah Abdussalam ibn Masjisy, yang kedua-duanya penganut dari kholifah Abu Bakar Shiddiq dan dari Kholifah Ali bin Abi Thalib. Dari sejarah hidupnya kita ketahui, bahwa ia pada waktu kecil pergi dari tempat lahirnya ke Tunis dan sesudah belajar beberapa waktu di sana, ia pergi ke negara-negara islam sebelah timur. Diantaranya mengunjungi Mekkah dan melakukan ibadah haji beberapa kali. Kemudian dari sanalah ia bertolak ke Irak.Syazili menceritakan,"Tatkala aku masuk ke Irak pertama kali bergaul dengan Abul Fatah al Wasithi. Di arab terdapat banyak syech yang sedia mengajar. Tatkala aku minta ditunjukkan seorang guru yang berkedudukan qutub, orang mengatakan kepadaku, bahwa guru yang aku cari itu ada di negeriku sendiri. Maka kembalilah aku ke Magrib, sehingga dengan demikian aku bertemu guruku Abu Muhammad Abdussalam, yang sedang bertapa di atas puncak sebuah gunung. Aku segera mandi pada suatu mata air dibawah gunung itu dan tatkala aku keluar dari dalam telaga mata air itu, aku merasa ilmu dan amalku sudah bertambah. Aku segera mendekati gunung untuk menemui guruku itu sebagai seorang fakir yang mencari ilmu pengetahuan. Tatkala ia melihat kepadaku, ia lalu berkata,"Marhaban ya Ali !" Kemudian ia menceritakan panjang lebar tentang keturunanku sampai berhubungan dengan Rasulullah. Sedang aku mendengar dengan keheranan". Syazili dianggap sebagai seorang wali yang keramat. Diantara ceritanya mengenai persoalan ini, Syazili menerangkan bahwa di dalam sebuah mimpi pernah bertemu dengan Nabi Muhammad yang berkata kepadanya,"Hai Ali ! Pergilah engkau masuk ke negeri Mesir. Di sana engkau akan mendidik empatpuluh orang2 shiddiqin"Oleh karena pada waktu itu hari sangat panas, Syazili konon mengeluh dengan katanya "Yaa Rasulullah! Hari sangat panas dan terik", Nabi berkata "Ada awan yang akan memayungi kamu semua". Aku berkata pula "aku takut akan kehausan". Nabi menjawab " Langit akan menurunkan hujan untukmu setiap hari". Kemudian Nabi menjanjikan daku dalam perjalananku itu dengan tujuh puluh macam keramat" Pada kesempatan lain Syazili menceritakan, bahwa tatkala ia mendatangi gurunya sebagai murid, lalu gurunya mengatakan kepadanya "engkau datang kepadaku karena ingin mendapatkan ilmu dan petunjuk dalam amal? Ketahuilah bahwa engkau ini adalah salah seorang daripada guru dunia dan akhirat yang terbesar!".Syazili mengemukakan keheranannya, dan lebih2 pula ia menjadi takjub tatkala ia sesudah beberapa hari tinggal di tempat itu, ia melihat pemberian Tuhan mengenai kecerdasan yang luarbiasa yang merupakan diluar adat kebiasaan dan yang merupakan keramat khusus baginya.Tatkala pada suatu kali ia hendak menanyakan kepada gurunya tentang Ismul A'zam dengan tiba2 seorang anak kecil datang kepadanya dan berkata dengan lancarnya "Apa engkau hendak menanyakan gurumu tentang Ismul A'zam? Tidakkah engkau ketahui bahwa engkau sendiri Ismul A'zam itu?" Sebuah tarekat yang terbentu menurut namanya "Syaziliyyah, merupakan suatu tarekat yang silsilahnya sambung menyambung sampai kepada Hasan anak Ali bin Abithalib melalui Ali bin Abi tholib sampai kepada Nabi Muhammad saw. Salah sebuah tarekat yang dikatakan termudah mengenai ilmu dan amal, mengenai ihwal dan maqam, ilham dan maqal dengan mudah dapat membawa pengikut2nya kepada jazab, mujahadah, hidayah asrar dan keramat. Tidak begitu berbeda dengan tarekat Naksyabandiah. Menurut kitab2nya tarekat Syaziliyah tidak meletakkan syarat2 yang berat kepada Syech tarekat kecuali mereka harus meninggalkan semua perbuatan maksiat, memelihara segala ibadat yang diwajibkan, melakukan ibadat sunnat semampunya, dzikir pada Tuhan sebanyak mungkin, sekurang2nya seribu x sehari semalam, istighfar 100x, sholawat pada Nabi 100x sehari semalam serta beberapa dzikir lainnya. Kitab Syaziliyah meringkaskan sebanyak 20 adab, lima sebelum mengucapkan dzikir 12 dalam mengucapkan dzikir dan 3 sesudah mengucapkan dzikir..


Salah satu pelajaran yang dinisbatkan pada Syech Syazili adalah pelajaran sholawat Annuurdzzaati,yang bunyinya,"Allahumma shalli wa sallim wa baarik 'alaa sayyidinaa Muhammadinin nuuridzdzaatii was sirris saarii fii saairil asmaai washshifaati wa 'alaa aalihi wa shahbihi wasallim"artinya"Yaa Allah berikanlah rahmat, salam sejahtera dan keberkahan kepada junjungan kami, yaitu Nabi Muhammad, cahaya Dzat (Allah) dan rahasia Yang mempunyai rahasia dalam seluruh nama dan sifat" konon, sholawat ini merupakan ilham ruhi yang diterima oleh Syech Syazili dan kemudian diajarkan ke murid2 beliau, di dalam lingkup thoriqoh beliau..Tetapi setelah kurang lebih hampir 500 tahun, sholawat ini 'keluar juga dipermukaan', dengan ditulisnya sholawat ini di dalam sebuah kitab,kitab "Himpunan sholawat Nabi beserta khasiatnya" oleh Rafiudin, s. Ag dan Drs Maman A.Djaliel, Dimana di dalam kitab ini ditulis sebagian kasiatnya adalah :Shalawat ini untuk membuka rezeki dan untuk memudahkan rezeki, serta untuk pagar atau benteng badan.. Di dalam tradisi kuno pengajaran sholawat Nurdzat ini,yang sampai sekarang terus di ajarkan di beberapa thoriqoh,maka ilmu sholawt Nurdzat ini menjadi salah satu ilmu andalan yang biasanya jarang diberikan kepada murid.Sebab mengandung beberapa hal yang berbahaya seandainya ilmu ini dimiliki tidak oleh orang yang sudah sabar... Berikut ini pengalaman sebagian teman2 thoriqoh yang sudah memiliki pelajaran dari sholawat Nurdzat ini : 1. Pak Samiaji (bukan nama samaran) seorang dosen perguruan tinggi swasta di kota Malang jawa timur, adalah seorang murid sebuah thoriqoh. Beliau ini sudah mendapatkan pelajaran khusus sholawat Nurdzat. Sempat rajin dzikir dan ngaji beberapa waktu, setelah itu lama dia tidak lagi dzikir dan ngaji..bertahun2 rasa malas dan bosan melandanya. Sampai satu ketika, beliau camping dengan mahasiswa-mahasiswinya. Entah sebab apa, beliau memarahi seorang mahasiswi (bisa jadi karena mahasiswi itu tidak mentaati aturan camping yang di adakan), sebab di marahi oleh pak Samiaji, si mahasiswi sakit hati dan tidak terima atas marahnya pak Samiaji ini. Kemudian ia pulang dan memanggil kakaknya yang memang brangasan. Si kakak tanpa pikir panjang, langsung mengambil rencong (senjata orang aceh) yang disimpan dalam lemarinya, kemudian naik beca dan mendatangi pak Samiaji di lokasi camping."Mana yang namanya Samiaji !!" teriaknya"Saya " jawab pak Samiaji dengan polosnyaTanpa ba bi bu, rencong ditarik dari sarungnya dan di babatkan ke tubuh pak Samiaji.Begitu cepatnya kejadian sampai ia tertegun dan diam saja tak bergerak...Baju yang dipakai pak Samiaji robek2 membentuk tebasan dan tusukan rencong, sementara gantian kemudian kakak si mahasiswi yang tertegun kaget dan takut tak keruan...Tubuh pak samiaji sama sekali tidak mengeluarkan darah, sobek ataupun tergores saja tidak sedikitpun...Mengetahui kejadiannya seperti itu, si kakak kemudian minta maaf pada pak Samiaji, sedangkan sampai malam hari pak Samiaji tidak bisa tertidur memikirkan kejadian siang hari itu yang sangat aneh baginya, dan kemudian ia teringat kembali masa-masa ketika ia mengaji dan mendalami ajaran tasawuf..Kemudian petunjuk Tuhan datang, ia paham bahwa kejadian tadi siang adalah peringatan Tuhan kepadanya agar ia kembali rajin bertobat, dzikir, dan beribadah kepada Allah swt.Dan kemudian sejak hari itu ia berubah menjadi lebih baik. 2. Namanya saya lupa, kakak dari temen saya, yang dulunya preman.Orang maduraJaman dia sebagai seorang preman, biasanya bekal yang dibawa adalah pisau penghabisan yang disimpan di balik celana atau bajunya.Kemudian orang ini taubat, mendekatkan diri pada Tuhan, dan oleh gurunya ia diberi pelajaran Sholawat Nurdzat.dulu berbekal pisau penghabisan, kini ia berbekal sisir obat ngganteng..he..he...Ketika ia sedang melakukan perjalanan ke tempat gurunya, untuk pengajian, tiba-tiba musuh2 lamanya mencegat dia. Apalagi yang dituju kalau tidak membunuhnya. 5 orang dengan senjata clurit yang diputar puter..menimbulkan bunyi bersuitan nyaring...Sekejap mata kemudian salah seorang dari mereka merangsek maju menyerang si kakak temen saya ini. Clurit sudah di ayunkanSontak reflek, tanpa sadar ia meluncurkan tinjunya menjemput serangan maut itu..entah apa yang terjadi, bukannya tangan yang terkena sabetan clurit, malahan clurit itu tak mampu menahan pukulan yang di beri doa sholawat Nurdzat ini...sungguh keanehan terjadi...duessss !!!...penyerang itu terpental 5 meter lebih terkena pukulan dan langsung pingsan, Sementara melihat itu, 4 temannya yang tadi takut kaget dan bergegas melarikan diri....Sementara ia masih bingung dan heran melihat kejadian itu, ia meneruskan perjalanannya ke pengajian dan semakin kuat keinginannya untuk tetap di jalan yang benar seumur hidupnya. Sebab keyakinannya kini bertambah, bahwa "Allah akan melindungi hambaNya yang bertobat" 3. Salah seorang teman saya dulunya adalah pelatih sebuah persilatan tenaga dalam pernafasan yang sudah terkenal di seluruh nusantara ini.Satu waktu di saat ia berlatih dengan murid2nya, isen saja dia sengaja tidak menggunakan pernafasan dari perguruan silatnya ini melainkan digantinya dengan membaca sholawat Nurdzat 1x..wuah...5 orang murid2nya yang menyerangnya terpental jauh melebihi dampak dari ilmu pernafasan tenaga dalam yang sebelum ini dipunyai.Agak kaget, dan setelah melihat begitu dahsyatnya ilmu doa sholawat yang dipelajarinya, setelah itu ia memutuskan untuk meninggalkan dunia persilatan dan perguruannya untuk menekuni bakti kepada Allah ta'ala. itu hanya setetes dari lautan pengalaman yang pernah ada melalui hikmah pelajaran Sholawat Nurdzat yang di nisbatkan kepada Syech Syazili


Masih soal sholawat Nurdzat...dikenal di kalangan ahli thoriqoh, sholawat Nurdzat ini bertingkat tingkat pelajarannya...Adapaun hikmah yang ada dibalik masing2 tingkat ini berbeda-beda... kalau sebagian hikmah yang sebelum ini saya ceritakan adalah hikmah untuk level yang awal, berikut ini akan saya ceritakan sebagian hikmah untuk level yang di atasnya : 1. Salah satu murid sebuah thoriqoh, barulah mendapat pelajaran Dzikir pokok yaitu Laa ilaaha illalloh dan satu pelajaran tambahan yaitu sholawat Nurdzat saja.Si murid ini satu waktu berkenalan dengan saya dan kemudian timbullah pembicaraan yang panjang. Sampai beliau berkata begitu,"Pak, saya itu kepingin saya cuman satu. Yaitu kembali ke desa saya, membantu orang2 desa yang sakit dan yang tidak punya uang, termasuk membantu mereka2 yang terkena sihir, terkena guna2,dll"Saya tidak komentar apa-apa kecuali menganggukkan kepala saja..Lha mau komentar apa wong gak tahu apa yang mesti di komentari...he..he.. Beberapa hari kemudian, dia keluar dari perusahaan tempat saya dan dia bekerja, kemudian dia pulang kembali ke desanya... Bi idzinillah, sebulan kemudian, saya bertemu dengan dia dan saya tanyakan bagaimana khabarnya ?Dia menjawab,"Waduh pak...setiap hari ada 17 orang minimal yang datang ke rumah saya. Sampai2 sebelum mereka datang, saya pasti tahu, sebab sebelum ada tamu, pastilah ada kupu2 yang masuk ke dalam rumah saya.Ya ada yang sakit lumpuh, buta, di sihir, flu berat, kanker, dan lain2nya..Alhamdulillah, dibanding yang tidak sembuh, masih banyak orang yang berhasil disembuhkan.Saya sempat heran, sebegitu hebatnya kah sholawat Nurdzat ini ? ataukah dia memiliki pelajaran lain yang sudah pernah di dapatkan? Dia menjawab" ya tidak pak, saya cuman rutin aja dzikir pokok Laa ilahaa illalloh itu, kemudian kalau ada apa2, ada orang minta disembuhkan, cukup saya bacakan sholawat Nurdzat ini" Wuih..batin saya agak kaget juga ternyata sebegitu hebatnya ilmu ini. Sebulan kemudian saya bertemu dengan beliau lagi dan saya tanyakan, gimana kabarnya? Dia tersenyum dan berkata, "Sekarang saya kembali nyopir angkot saja pak !""lho kenapa ?", tanya saya"Iya lha wong pasiennya terlalu banyak, gak sempat dzikir lagi yang tenang, gak ada waktu buat keluarga, dan bagi saya sendiri gak bisa mendalami lagi ilmu2 islam.Jadi ya sudah, saya tinggalkan, dan sekarang nyopir angkot lagi sambil mulai ngaji lagi memperdalam ilmu.." Saya tanya iseng," Buat apa memperdalam ilmu ?""Ya saya sekarang pengen mendekatkan diri pada Tuhan dengan sungguh2 dekat" Saya tersenyum dan mengangguk...Peningkatan beliau cukup pesat... 2. Ada salah seorang teman di Banyuwangi mengikuti salah sebuah thoriqoh di kota itu, kebetulan orang ini tidak memiliki kemampuan berdalil atau berbicara. Tetapi dia kepingin sekali bisa dakwah ajak2 orang ke arah kebaikan. Kemudian oleh gurunya diberikan pelajaran Sholawat Nurdzat yang level di atas biasa.Kemudian di ajarin sekalian bagaimana cara prakteknya.Setelah si murid ini menjalani ritual sholawat Nurdzat, kemudian mulailah dia dakwah dengan mengumpulkan teman2 kos2annya, ada 10 anak lebih.Kemudian ia berkata,"teman2 semuanya, saya tidak ada maksud apa2 melainkan saya pengen dakwah saja. Di sini saya memegang telur (telur yang sudah didoain paka sholawat Nurdzat) telur mentah...siapa saja yang bisa memecahkan telur ini, saya akan berguru kepada sampeyan dan bila sampeyan tidak bisa mecahkan telur ini, maka kalau mau, saya ajak mengaji agama Islam di tempat saya belajar ilmu Islam ini.Kemudian mulailah, telur itu mulai diupayakan untuk di pecah. Ada yang memalu telur itu, tetapi tidak pecah, ada yang membawa telur itu ke lantai 2 dan terus naik sampai tinggi kemudian menjatuhkannya, juga masih tidak pecah. Ada yang membantingnya dengan sekuat tenaga, masih juga tidak pecah. Kemudian ada yang pernah belajar ilmu2 kebathinan, kejawen dan dipraktekkan, masih juga tidak pecah. Akhirnya semua menyerah.Kemudian si murid yang dakwah tadi berkata "lihat, bukankah ini hanya telur biasa?", katanya sambil meremas telur itu di telapak tangannya dengan mudah sekali. Sebagian dari mereka mau mengaji mendalami Islam, sebagian dari mereka tetep saja tidak mau mendalam Islam... 3. Satu waktu 4 orang sedang melakukan perjalanan ke sebuah pengajian.Sopir satu, sebelahnya ada dan dibelakang ada 2 orang. Pulang dari pengajian, malam hari, yang 2 di belakang sudah terkantuk2. Dan sepertinya sopirnya juga agak ngantuk juga.Dalam keadaan itu, di depan tampak sebuah truk dan segera saja ia memasang gas dan bersiap menyalipnya. Persis sejajar dengang Truk itu, ternyata di depan sebuah mobil truk lain kencang dikemudikan. Logika sudah tidak memungkinkan untuk selamat, yang dibelakang hilang kantuknya dan sampai berteriak "Allohuakbar !!"Sementara yang disebelah sopir dengan tenangnya membaca sholawat Nurdzat,Sekejap mata kemudian semua seolah tak melihat apa yang terjadi, seolah tak sadar dengan apa yang terjadi, hanya sekejap mata saja..Sepertinya tampak kilatan bunga api beradunya bodi mobil dengan bodi mobil truk...Craptt..craapp!!...Wuueeeeenggg...mereka lolos ! dari tabrakan itu, yang segera kemudian si sopir menghentikan mobilnya untuk melihat kerusakan2 apa yang terjadi pada mobil yang mereka tumpangi.Di perhatikan dengan seksama, senter di arahkan ke setiap sudut. Mulus tak ada cacat,ia menyadari, bahwa pertolongan Tuhan datang melalui doa sholawat Nurdzat...Sejak saat itu, ia yang biasanya kalau nyopir suka kebut2an, sekarang menjadi sopan di jalan dan nyopir dengan waspada dan tidak kebut2an serta ugal2an lagi..Ia sadar, ia telah diberi kesempatan kedua untuk hidup oleh Allah. Demikianlah secuplik kisah hikmah2 di balik rahasia pelajaran Sholawat Nurdzat yang pelajaran ini dinisbatkan kepada Syech Syaziliyah selaku penerima ilham ruhi pelajaran Sholawat Nurdzat ini. Semoga kisah ini bermanfaat


dikutip : huttaqi.com

Thoriqoh alawiyyah




Thoriqoh Alawiyyah
saya akan menukilkan sedikit tentang penjabaran mengenai thoriqoh alawiyyah yang saya terjemahkan dari ucapan habib Abdurrahman bin Abdullah bin Ahmad Bilfaqih Ba Alawi. Semoga bermanfaat, Habib Abdurrahman bin Abdullah bin Ahmad Bilfaqih Ba Alawi berkata: "Ketahuilah, sesungguhnya thoriqoh Bani Alawi (alawiyyah) merupakan salah satu thoriqoh kaum sufi yang asasnya adalah ittibâ' (mengikuti) Quran dan sunah, puncaknya (intinya) adalah sidqul iftiqôr (benar-benar merasakan kebutuhan kepada Allah) dan syuhûdul minnah (menyaksikan bahwa segala sesuatu merupakan karunia Allah semata). Thoriqoh ini mengikuti manshûsh (nash Quran dan Hadits) dengan cara khusus dan menyempurnakan semua dasar (ushûl) untuk segera mencapai puncak kedekatan dengan Allah (wushûl).
Jadi thoriqoh Bani Alawi lebih dari sekedar mengikuti Quran dan Sunah secara umum dengan mempelajari hukum-hukum zhohir. Pokok bahasan ilmu ini sifatnya umum dan universal, sebab tujuannya adalah untuk menyusun aturan yang juga mengikat orang-orang bodoh dan kaum awam. Karena tidak diragukan, bahwa kedudukan manusia dalam agama berbeda-beda. Oleh karena itu diperlukan ilmu khusus untuk orang-orang khusus, yakni ilmu yang menjadi pusat perhatian kaum khowwash (orang-orang yang telah mencapai kedudukan tinggi di sisi Allah) yaitu: ilmu yang membahas hakikat takwa dan perwujudan ikhlas. Demikian itulah jalan lurus (shirôthol mustaqîm) yang lebih tipis dari sehelai rambut dan lebih tajam dari pedang.
Sesungguhnya ilmu tasawuf tidak cukup disampaikan secara umum, bahkan setiap bagian darinya perlu didefinisikan secara khusus. Demikian itulah ilmu tasawuf, ilmu yang merupakan jalan kaum sufi untuk mencapai Allah Ta'âlâ. Zhohir jalan kaum sufi adalah ilmu dan amal, sedangkan batinnya adalah kesungguhan (sidq) dalam ber-tawajjuh (menghadapkan diri) kepada Allah Ta'âlâ dengan mengamalkan segala perbuatan yang diridhoi-Nya dengan cara yang diridhoi-Nya. Semua ini adalah perbuatan yang mencakup segala akhlak yang terpuji dan mencegah dari semua perbuatan yang hina. Sedangkan puncak dari semua ini adalah qurb (kedekatan) bersama Allah, dan fath (pembukaan spiritual). Thoriqoh ini adalah ilmu dan amal, dan mendalami sirr (rahasia spiritual), maqom (kedudukan spiritual), dan ahwal (keadaan-keadaan spiritual), yang di dapat dari rijal (orang-orang besar yang mencapai kedudukan tinggi) dan dari rijal (sampai ke Nabi SAW) dengan sungguh-sungguh, dzauq (cita rasa spiritual), perbuatan dan interaksi, sesuai dengan pembukaan, keutamaan dan pemberian dari Allah SWT. Seperti yang telah aku sebutkan dalam bait-bait pada kitab Rasyafat (kitab karangan beliau al-habib Abdurrahman bin Abdullah bin Ahmad Bilfaqih Ba Alawi): Sesiapa yang mengetahui setiap ilmu tetapiia tak memiliki cita rasa spiritual, maka ia adalah seorang yang lalai dan lelap dalam tidurnya
Takutlah pada keadaan ini (keadaan di atas), layaknya seorang yang kebingungan ketika menghadapi ancaman maut dan segala yang menakutkan
Mencapai semua itu dengan curahan karunia Ilahi atau fath setelah usaha sungguh-sungguh, bukan dari riwayat yang disampaikan makhluk dan buku, juga bukan dari tutur kata manusia.
Beruntunglah orang yang tlah memiliki persiapan dan hatinya bebas dari perbudakan selain-Nya Petunjuk `kan menetap di benaknya Ia pun `kan rasakan tetesan demi tetesan makrifat
Sungguh setetes (makrifat) dari gelas yang terjaga `kan memenuhi taman hati dengan berbagai ilmu, dan melindungi pemahaman dari keraguan serta membebaskan akal dari segala belenggu
Jika engkau telah memahami ucapanku, maka Ketahuilah, bahwa thoriqoh Bani Alawi susunannya dengan methode di atas, yaitu: zhohir-nya adalah ilmu-ilmu agama dan amal, sedangkan batinnya adalah mendalami berbagai maqôm dan ahwâl. Adab thoriqoh ini adalah menjaga asrôr (rahasia spiritual), dan timbul kecemburuan (marah) jika asrôr tadi diungkapkan. Jadi, zhohir thoriqoh Bani Alawi adalah ilmu dan amal di atas jalan lurus sebagaimana dijelaskan oleh Imam Ghozali. Dan bathin thoriqohnya adalah mendalami hakikat dan pengesaan dalam tauhid sebagaimana dijelaskan dalam thoriqoh Syadziliyah.
Ilmu Bani Alawi adalah ilmu kaum (sufi) dan ciri khas mereka adalah menghapus segala ciri khas (seperti memiliki baju khusus atau gerakan-gerakan khusus dll). Mereka mendekatkan diri kepada Allah dengan semua amal. Mereka juga mengikat perjanjian ('ahd), mengucapkan talqîn, mengenakan khirqoh, menjalani kholwat, riyâdhoh, mujâhadah, dan mengikat tali persaudaraan. Mujâhadah terbesar mereka adalah penyucian hati, persiapan untuk menghadang karunia-karunia Ilahi dengan menempuh jalan yang lurus, dan mendekatkan diri kepada Allah Ta'âlâ dengan menjalin persahabatan dengan orang-orang yang memiliki petunjuk (ahlil irsyâd).
Dengan penghadapan diri yang sungguh-sungguh, Allah pasti akan memberikan karunia-Nya. Dan dengan perjuangan yang sungguh-sungguh Allah pasti akan memberikan fath. Allah berfirman:
"Dan orang-orang yang berjuang untuk (mencari keridhoan) Kami, pasti akan Kami tunjukkan (kepada mereka) jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar bersama orang-orang yang suka berbuat baik." (QS Al-Ankabut, 29:69)
Asal-usul thoriqoh Bani Alawi berasal dari thoriqoh Madîniyyah, yakni thoriqoh Syeikh Abu Madyan Syu'aib Al-Maghrobi. Sedangkan pusat dan sumber hakikat thoriqoh Bani Alawi berasal dari Al-Fardu Al-Ghauts Syeikh Al-Faqih Al-Muqoddam Muhammad bin Ali Ba Alawi Al-Huseini Al-Hadhromi.
Thoriqoh ini diturunkan oleh orang-orang saleh yang memiliki maqômât dan ahwâl, dan merupakan thoriqoh tahqîq (pengamalan dan pembuktian), dzauq dan asrôr. Oleh karena itu, mereka memilih bersikap khumûl, menyembunyikan diri, dan tidak meninggalkan tulisan tentang thoriqoh ini. Mereka mengambil sikap demikian sampai di zaman Alaydrus (Habib Abdullah Alaydrus bin Abubakar As-Sakran) dan adik beliau Syeikh Ali (bin Abubakar As-Sakran) mereka baru menulis buku. Karena semakin banyak dari bani Alawi yang melakukan perjalanan, maka ruang gerak (Alawiyin) semakin luas. Yang dekat dapat saling berhubungan, tapi tidak demikian halnya dengan yang jauh. Karena itu dibutuhkan usaha untuk menyusun buku dan memberikan penjelasan. Alhamdulillâh, muncullah beberapa karya yang melapangkan dada dan menyenangkan hati, seperti: Al-Kibrîtul Ahmar, Al-Juz-ul lathîf, Al-Ma'ârij, Al-Barqoh, dan karya-karya lain yang cukup banyak dan masyhur.
Hingga akhir yang diucapkan oleh Habib Abdurrahman bin Abdullah bin Ahmad Bilfaqih Ba Alawi, saya akhiri di sini karena petunjuk beliau masih panjang dan luas, mudah-mudahan yang sedikit ini bermanfaat untuk kita semua di dunia dan akhirat kelak amin.
al-thurob

Dikutip : huttaqi.com

Shafiyyah binti huyai


Shafiyyah Binti Huyai - Tawanan yang Menjadi Istri
Beliau adalah Shafiyyah binti Huyai binti Akhthan bin Sa’yah cucu dari Al-Lawi bin Nabiyullah Israel bin Ishaq bin Ibrahim a.s,termasuk keturunan Rasulullah Harun a.s.Shafiyyah adalah seorang wanita yang cerdas dan memiliki kedudukan yang terpandang,berparas cantik dan bagus diennya.Sebelum Islamnya beliau menikah dengan Salam bin Abi Al-Haqiq,kemudian setelah itiu dia menikah dengan Kinanah bin Abi Al-Haqiq.Keduanya adalah penyair yahudi.Kinanah terbunuh pada waktu perang Kkaibar,maka beliau termasuk wanita yang di tawan bersama wanita-wania lain.Bilal"Muadzin Rasululllah " menggiring Shafiyyahdan putri pamannya.mereka meleweti tanah lapang yang penuh dengan mayat-mayat orang Yahudi.Shafiyyah diam dan tenang dan tidak kelihatan seduh dan tidak pula meratap mukanya,menjerit dan menaburkan pasir pada kepalanya.
Kemudian keduanya dihadapkan kepada Rasulullah saw,Shafiyyah dalam keadaan sedih namun tetap diam,sedangkan putri pamanya kepalanya penuh pasir,merobek bajunya karena maresa belum cukup ratapannya.Maka Rasulullah saw bersabda:Sedangkan tersirat rasa tidak suka pada wajah beliau:
"Enyahkanlah syetan ini dariku."
Kemudian beliau saw mendekati Shafiyyah kemudian mengarahkan pandangan atasnya dengan ramah dan lembut,kemudian bersabda kepada Bilal:
"Wahai Bilal aku berharap engkau mendapat rahmat tatkala engkau bertemu dengan dua orang wanita yang suaminya terbunuh."
Selanjutnya Shafiyyah dipilih untuk beliau dan beliau mengulurkan selendang belieu kepada Shafiyyah,hal itu sebagai pertandan bahwa Rasulullah saw telah memilihnya untuk dirinya.Hanya kaum muslimin tidak mengetahui apakah Shafiyyah di ambil oelh Rasulullah sebagai istri atau sebagai buadak atau sebagai anak ?Maka tatkala beliau berhijab Shafiyyah,maka barulah mereka tahu bahwa Rasulullah saw mengambilnya sebagai istri.Di dalam hadist yang diriwayatkan oleh Anas r.a bahwa Rasulullah tatkala mengambil Shafiyyah binti Huyai belaiu bertanya kepadanya,"Muakah engkau menjadi istriku?"Maka Shafiyyah menjawab,"Ya Rasulullah sungguh aku telah berangan-angan untuk itu tatkala masih musyrik,maka bagaimana mungkin aku tidak inginkan hal itu manakala Allah memungkinkan itu saat aku memeluk Islam ?"
Kemudian tatkala Shafiyyah telah suci Raslullah saw menikahinya,sedangkan maharnya adalah merdekanya Shafiyyah .Nabi saw menanti sampai Khaibar kembali tenang.Setalah Setelah beliau perkirakan rasa takut telah hilang pada siri Shafiyyah,beliau mengajaknya pergi Shafiyyah yang beliau bawa di belakang beliau,kemudian beranjak menuju ke sebuah rumah yang berjarak enam mil dari Khaibar.Nabi saw menginginkan diri Shafiyyah ketika itu,namun dia menolaknya.Ada rasa kecewa padadir Nabi karena penolakan tersebut.
Kemudian Rasulullah saw melanjutkan perjalanannya ke Madinah bersama bala tentaranya,tatkala mereka sampai di Shabba’jauh dari Khaibar mereka berhenti untuk beristirahat.Pada saat itulah timbul keinginan untuk merayakan walimatul ‘urs.Maka didatangkanlah Ummu Anas bin Malik r.a,beliau menyisir rambut Shafiyyah,menghiasi dan memberi wewangian hingga karena kelihaian dia dalam merias,Ummu Sinan Al-Aslamiyah berkata bahwa beliau belum pernah melihat wanita yang lebih putih dan cantik dari Shafiyyah.Maka diadakanlah walimatul ‘urs,maka kaum muslimin memakan lezatnya kurma,mentega,dan keju Khaibar hingga kenyang.Rasulullah saw mask kekamar Shafiyyah sedangkan masih terbayang pada beliau penolakan Shafiyyah tatkala ajakan beliau yang pertama,maka Shafiyyah menerima Nabi untuk menjalani manjalani malam pertam dengan lembut beliau menceritakan sebuah cerita yang menakjubkan.Beliau bercerita bahwa tatkala malam pertamanya dengan Kinanah bin Rabi’,pada malam itu beliau bermimpi bahwa bulan telah jatuh kekamarnya.Tatkala bangun belaiu ceritakan hal itu kepada Kinanah.maka dia berkata dengan marah:"Mimpimu tidak ada takwil lain melainkan kamu berangan-angan mendapatkan raja Hijaz Muhammad.Maka dia tampar wajahnya beliau dengan keras sehingga bekasnya masih ada,Nabi saw mendengarnya sambil tersenyum kemudian bertanya,"Mengapa engaku menolak dariku tatkala kita menginap yang pertama?"Maka beliau menjawab,’Saya khawatir terhadap diri anda karena dekat Yahudi .Maka menjadi berseri-serilah wajah Nabi yang mulia serta lenyaplah kekecewaan hatinya maka Nabi melewati malam pertamanya tatkala Shafiyyah berumur 17 tahun.
Tatkala rombongan sampai di Madinah Rasulullah perintahkan agar pengantin wanita tidak langsung di ketemukan dengan istri-istri beliau yang lain.Beliau turunkan Shafiyyah di rumah sahabatnya yang bernama Haritsah bin Nu’man.Ketika wanita-wanita Anshar mendengar kabat tersebut ,mereka datang untuk melihat kecantikannya.Nabi saw memergoki ‘Aisyah keluar sambil menutupi dirinya serta berhati-hati (agar tidak dilihat Nabi) kemudian beliau masuk kerumah Haritsah bin Nu’man .Maka beliau menunggunya sampai ‘Aisyah keluar.Maka tatkala beliau keluar,Rasulullah memegang bajunya seraya bertanya dengan tertawa,"bagaimana menurut mendapatmu wahai yang kemerah-merahan?"’Aisyah menjawab sementara cemburu menghiasi dirinya,"Aku lihat dia adalah wanita Yahudi."Maka Rasulullah saw membantahnya dan bersabda:
"Jangan berkata begitu….karena sesungguhnya dia telah Islam dan bagus keislamannya."
Selajutnya Shafiyyah berpindah ke rumah Nabi menimbulkan kecemburuan istri-istri beliau yang lain karena kecantikannya.Mereka juga mengucapkan selamat atas apa yang telah beliau raih.Bahkan dengan nada mengejek mereka mengatakan bahwa mereka adalah wanita-wanita Quraisy,wanita-wanita Arab sedangkan dirinya adalah wanita asing.
Bahkan suatu ketika sampai keluar dari lisan Hafshah kata-kata ,"Anak seorang Yahudi "hingga menyebabkan beliau menangis .Tatkala itu Nabi masuk sedangkan Shafiyyah masih dalam keadaan menangis.Beliau bertanya,"Apa yang membuatmu menangis?"Beliau menjawab,Hafshah mengatakan kepadaku bahwa aku adalah anak seorang Yahudi.Rasulullah saw bersabda:
"Sesungguhnys engkau adalah seorang putri seorang Nabi dan pamanmu adalah seorang Nabi,suamipun juga seorang Nabi lantas dengan alasan apa dia mengejekmu ?"Kemudian beliau bersabda kepada Hafshah,"Bertakwalah kepada Allah wahai Hafshah!"
Maka kata-kata Nabi itu menjadi penyejuk,keselamatan dan keamanan bagi Shafiyyah.Selanjutnya manakala dia mendengar ejekan dari istri Nabi yang lain maka diapun berkata:"Bagaimana bisa kalian lebih baik dariku,padahal suamiku adalah Muhammad ,ayahku adalah Harun dan pamanku adalah Musa?"
Shafiyyah r.a wafat tatkala berumur sekitar 50 tahun,ketika masa pemerintahan Mu’awiyah.Beliau dikuburkan di Baqi’ bersama Ummuhatul Mukminin.Semoga Allah meridhai mereka semua.

Artikel di ambil dari:
http://ebooksamuderailmu.googlepages.com/SHAfiYYAHBINTIHUYAI-radhiallaahuanha.docJudul Artikel saya ambil dari: http://www.robbanipress.co.id/Daftar%20Isi/101%20Wanita.htm