Dermaga Hati

yyyaaaaah daripada banyak melamun,berharap ridho-Nya dan selalu memperbaiki akhlak,aqidah dan ketauhidan hamba ini yg masih kurang bersyukur dan masih menduakan-Nya. "jangan menyebarkan ilmu yang bertujuan agar manusia membetulkanmu dan menganggap baik kepadamu, akan tetapi sebarkanlah ilmu dengan tujuan agar Allah swt. Membenarkanmu"(Syekh Abul Hasan Asy-Syadzili r.a.)

Ketenangan Hati



Sudan lama Abu nawas tidak dipanggil ke istana untuk menghadap Baginda.
Abunawas juga sudah lama tidak muncul di kedai teh. Kawan-kawan Abunawas
banyak yang merasa kurang bergairah tanpa kehadiran Abu nawas. Tentu saja
keadaan kedai tak semarak karena Abu nawas si pemicu tawa tidak ada.
Suatu hari ada seorang laki-laki setengah baya ke kedai teh menanyakan Abu
nawas. la mengeluh bahwa ia tidak menemukan jalan keluar dari rnasalah pelik
yang dihadapi.
Salah seorang teman Abunawas ingin mencoba menolong.

"Cobalah utarakan kesulitanmu kepadaku barang-kali aku bisa membantu." kata
kawan Abunawas.
"Baiklah. Aku mempunyai rumah yang amat sempit. Sedangkan aku tinggal
bersama istri dan kedelapan anak-anakku. Rumah itu kami rasakan terlalu
sempit sehingga kami tidak merasa bahagia." kata orang itu membeberkan
kesulitannya.
Kawan Abunawas tidak mampu memberikan jalan keluar, juga yang lainnya.
Sehingga mereka menyarankan agar orang itu pergi menemui Abunawas di
rumahnya saja.
Orang itu pun pergi ke rumah Abunawas. Dan kebetulan Abu Nawas sedang
mengaji. Setelah mengutarakan kesulitan yang sedang dialami, Abunawas
bertanya kepada orang itu.
"Punyakah engkau seekor domba?"
"Tidak tetapi aku mampu membelinya." jawab orang itu.

"Kalau begitu belilah seekor dan tempatkan domba itu di dalam rumahmu."
Abunawas menyarankan.
Orang itu tidak membantah. la langsung membeli seekor domba seperti yang
disarankan Abunawas.
Beberapa hari kemudian orang itu datang lagi menemui Abu Nawas.
"Wahai Abunawas, aku telah melaksanakan saranmu, tetapi rumahku
bertambah sesak. Aku dan keluargaku merasa segala sesuatu menjadi lebih
buruk dibandingkan sebelum tinggal bersama domba." kata orang itu mengeluh.
"Kalau begitu belilah lagi beberapa ekor unggas dan tempatkan juga mereka di
dalam rumahmu:" kata Abunawas.
Orang itu tidak membantah. la langsung membeli beberapa ekor unggas yang
kemudian dimasukkan ke dalam rumahnya. Beberapa hari kemudian orang itu
datang lagi ke rumah Abu Nawas.
"Wahai Abu Nawas,aku telah melaksanakan saran-saranmu dengan menambah
penghuni rumahku dengan beberapa ekor unggas. Namun begitu aku dan
keluargaku semakin tidak betah tinggal di rumah yang makin banyak

perighuninya. Kami bertambah merasa tersiksa." kata orang itu dengan wajah
yang semakin muram.
"Kalau begitu belilah seekor anak unta dan peliharalah di dalam rumahmu."kata
Abu Nawas menyarankan
Orang itu tidak membantah. la langsung ke pasar hewan membeli seekor anak
unta untuk dipelihara di dalam rumahnya.
Beberapa hari kemudian orang itu datang lagi menemui Abu Nawas. la berkata,
"Wahai Abu Nawas, tahukah engkau bahwa keadaan di dalam rumahku sekarang
hampir seperti neraka. Semuanya berubah menjadi lebih mengerikan dari pada
hari-hari sebelumnya. Wahai Abu Nawas, kami sudah tidak tahan tinggal
serumah dengan binatang-binatang itu." kata orang itu putus asa.
"Baiklah, kalau kalian sudah merasa tidak tahan maka juallah anak unta itu."
kata Abu Nawas.
Orang itu tidak membantah. la langsung menjual anak unta yang baru
dibelinya.
Beberapa hari kemudian Abu Nawas pergi ke rumah orang itu
"Bagaimana keadaan kalian sekarang?" Abu Nawas bertanya.
"Keadaannya sekarang lebih baik karena anak unta itu sudah tidak lagi tinggal
disini." kata orang itu tersenyum. "Baiklah, kalau begitu sekarang juallah
unggas-unggasmu." kata Abu Nawas.
Orang itu tidak membantah. la langsung menjual unggas-unggasnya.
Beberapa hari kemudian Abu Nawas mengunjungi orang itu.
"Bagaimana keadaan rumah kalian sekarang ?" Abu Nawas bertanya.
"Keadaan sekarang lebih menyenangkan karena unggas-unggas itu sudah tidak
tinggal bersama kami." kata orang itu dengan wajah ceria.
"Baiklah kalau begitu sekarang juallah domba itu." kata Abu Nawas.

Orang itu tidak membantah. Dengan senang hati ia langsung menjual
dombanya.
Beberapa hari kemudian Abu Nawas bertamu ke rumah orang itu. la bertanya,
"Bagaimana keadaan rumah kalian sekarang ?" "Kami merasakan rumah kami
bertambah luas karena binatang-binatang itu sudah tidak lagi tinggal bersama
kami. Dan kami sekarang merasa lebih berbahagia daripada dulu. Kami
mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepadamu hai Abu Nawas." kata
orang itu dengan wajah berseri-seri.
"Sebenarnya batas sempit dan luas itu tertancap dalam pikiranmu. Kalau
engkau selalu bersyukur atas nikmat dari Tuhan maka Tuhan akan mencabut
kesempitan dalam hati dan pikiranmu." kata Abu Nawas menjelaskan.
Dan sebelum Abu Nawas pulang, ia bertanya kepada orang itu,
"Apakah engkau sering berdoa ?"
"Ya." jawab orang itu.

"Ketahuilah bahwa doa seorang hamba tidak mesti diterima oleh Allah karena
manakala Allah membuka pintu pemahaman kepada engkau ketika Dia tidak
memberi engkau, maka ketiadaan pemberian itu merupakan pemberian yang
sebenarnya."

Dikutip dari : Kisah Abu Nawas

Posted by : Dermaga hati bagas
Tags : Allah,Muhammad,Tasawuf,Hikam,Athaillah,Ibnu,Kisah
teladan,Sahabat,tabiin,kyai,Syadzili,hasan


APAKAH SURGA ITU ABADI???

Banyak sekali tuduhan2 terhadap ulama2 sufi bahwa kaum sufi tidak mengharapkan surga sedangkan dalam Al Quran banyak sekali ayat2 yang menyebutkan imbalan orang2 yg beriman adalah surga Allah, diantara ayat2 itu adalah :

“Innalladziina aamanuu wa’amiluushshaalihaati ulaaika hum khairul bariyyah”

“Jazaa’uhum ‘inda rabbihim jannatu ‘adnin tajri mintahtihal anhaaru khaalidiina fiihaa ‘abadaa….”

“Sesungguhnya orang2 yang beriman & mengerjakan amal yg sholeh merekalah sebaik2nya makhluk”

“Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah syurga 'Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepadaNya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya……….. “(Al Bayyinah: 98, ayat 7-8)

Sedangkan diantara ucapan kaum sufi saya ambilkan contoh munajat Rabi’ah Ad Da’wiyah : “Ya Allah jika aku mengharap surga-Mu dan menghindar dari neraka-Mu maka binasakanlah diriku”

Mereka beranggapan ucapan2 kaum sufi ini menyesatkan, bid’ah dan lain sebagainya.Nah mari coba kita telaah bersama dengan pandangan terbuka bukan dengan pandangan kontekstual belaka dan tentu saja dengan hati yg selalu mengharap ridho-Nya.Salah satu ayat Al Quran menyebutkan segala sesuatu hakikinya adalah fana’(tiada) :

“Kullu man ‘alaihaa faan”

“Wa Yabqaa Wajhu rabbika Dzul jalaali wal ikraam”

Semua yang ada itu akan binasa

Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan(Surat Ar Rahman : 55,ayat 26-27)

Nah didalam ayat ini menunjukkan yg sebenarnya kekal hakiki hanyalah Allah SWT bagaimanapun keabadian surga adalah karena menerima sifat keabadiaan yang maha Abadi.Untuk mempermudah pemahaman kita sebagian ulama sufi kekekalan/keabadiaan menjadi 2:

1.Kekal Ardhi : Kekal karena menerima sifat kekal dari yang Maha Kekal

Contoh : Ruh,Surga,Neraka,Malaikat dsbnya

2.Kekal Hakiki : Kekal memang kekal yg sebenarnya, keabadian-Nya tidak terpengaruh oleh waktu dan zaman dan tidak menerima kekal dari siapapun dan sesuatu apapun.Yaitu zat yg Maha Agung Allah SWT.

Ungkapan2 seperti sufi agung Rabi’ah Ad da’wiyah bukannya mengingkari akan surga dan neraka justru sebalik yang mereka saksikan dan mereka tuju hanyalah Allah SWT,Sang Pencipta surga dan neraka.bagaimana mungkin bintang & bulan akan terlihat ketika mentari bersinar dengan begitu terangnya.Apakah mungkin akan berpaling sang kekasih ketika telah meneguk anggur cinta dari-Nya.

Walaupun tidak salah orang yang beribadah mengharapkan surga akan tetapi peribadatan ini haruslah disandarkan pada Allah SWT,Sebagaimana diterangkan dalam sebuah hadits:"ketika seorang 'abid beribadah selama 500 tahun memohon surga karena amalan-amalannya begitu banyak,akan tetapi Allah semata-mata memasukkan surga bukan karena amalannya tetapi karena karunia dan rahmat-Nya".(Untuk lebih lengkapnya kisah ini dapat dilihat pada arsip blog dgn judul :menggapai surga dg rahmat Allah)

Tetapi terkadang kebanyakan orang dalam beribadah masih diikuti oleh keinginan2 dan syahwat2 halus apalagi pengandaian terhadap surga diandaikan dengan pemuasan ragawi kita :

misalnya :“cewek itu cantiknya bukan main,apalagi bidadari disurga ya”waah2 bisa 2 pikiran kita jadi tambah mesum(he2222)

Sedangkan mereka yang hanya mengharap ridho & cinta Allah bisa terlepas dari keinginan2 tersebut.Tentu saja untuk menggapai keridhoan dan Cinta Allah dibutuhkan latihan2/riyadhoh dan cobaan2 yg berat sehingga kita menyadari sepenuhnya bahwasanya semua itu dari Allah.termasuk Riyadhoh2 yg dilakukan tak lepas dari karunia Allah SWT.

Untuk urusan ini Penulis sendiri sih kelasnya masih kelas kambing(haaaaa2x)

Saya akhiri tulisan ini dengan mengutip ungkapan hikmat dari Shaikh Abdul Qadir Al jilani : “Jika Surga dan neraka tak tercipta mampukah kamu sujud ikhlas kepada-Nya”

Hanya kepada Allah kita berserah diri!!!

Wallaahu a’lamu bishowaab

Posted by dermagahati bagas

Tag : Allah,Muhammad,Tasawuf,Hikam,Athaillah,Ibnu,Kisah,teladan,

Sahabat,tabiin,kyai,Syadzili,hasan