Dermaga Hati

yyyaaaaah daripada banyak melamun,berharap ridho-Nya dan selalu memperbaiki akhlak,aqidah dan ketauhidan hamba ini yg masih kurang bersyukur dan masih menduakan-Nya. "jangan menyebarkan ilmu yang bertujuan agar manusia membetulkanmu dan menganggap baik kepadamu, akan tetapi sebarkanlah ilmu dengan tujuan agar Allah swt. Membenarkanmu"(Syekh Abul Hasan Asy-Syadzili r.a.)

Ukhuwah


Ini adalah sebuah kisah tentang kepemimpinan Ali ibn Abi Thalib dalamKhulafaurrasyidin yang sangat patut kita teladani.Tidak ada khalifah yang paling mencintai ukhuwwah, ketika orangberusaha menghancurkannya, seperti Ali ibn Abi Thalib. Baru saja diamemegang tampuk pemerintahan, beberapa orang tokoh sahabat melakukanpemberontakan. Dua orang di antara pemimpin Muhajirin meminta izinuntuk melakukan umrah. Ternyata mereka kemudian bergabung denganpasukan pembangkang. Walaupun menurut hukum Islam pembangkang harusdiperangi, Ali memilih pendekatan persuasif. Dia mengirim beberapaorang utusan untuk menyadarkan mereka. Beberapa pucuk suratdikirimkan. Namun, seluruh upaya ini gagal. Jumlah pasukanpemberontak semakin membengkak. Mereka bergerak menuju Basra.Dengan hati yang berat, Ali menghimpun pasukan. Ketika dia sampai diperbatasan Basra, di satu tempat yang bernama Alzawiyah, dia turundari kuda. Dia melakukan shalat empat rakaat. Usai shalat, diamerebahkan pipinya ke atas tanah dan air matanya mengalir membasahitanah di bawahnya. Kemudian dia mengangkat tangan dan berdo'a: "YaAllah, yang memelihara langit dan apa-apa yang dinaunginya, yangmemelihara bumi dan apa-apa yang ditumbuhkannya. Wahai Tuhanpemilik 'arasy nan agung. Inilah Basra. Aku mohon kepada-Mu kebaikankota ini. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatannya. Ya Allah,masukkanlah aku ke tempat masuk yang baik, karena Engkaulah sebaik-baiknya yang menempatkan orang. Ya Allah, mereka telah membangkangaku, menentang aku dan memutuskan bay'ah-ku. Ya Allah, peliharalahdarah kaum Muslim."Ketika kedua pasukan sudah mendekat, untuk terakhir kalinya Alimengirim Abdullah ibn Abbas menemui pemimpin pasukan pembangkang,mengajak bersatu kembali dan tidak menumpahkan darah. Ketika usahaini pun gagal, Ali berbicara di hadapan sahabat-sahabatnya, sambilmengangkat Al-Qur'an di tangan kanannya: "Siapa di antara kalian yangmau membawa mushaf ini ke tengah-tengah musuh. Sampaikanlah pesanperdamaian atas nama Al-Qur'an. Jika tangannya terpotong peganglah Al-Qur'an ini dengan tangan yang lain; jika tangan itu pun terpotong,gigitlah dengan gigi-giginya sampai dia terbunuh."Seorang pemuda Kufah bangkit menawarkan dirinya. Karena melihatusianya terlalu muda, mula-mula Ali tidak menghiraukannya. Lalu diamenawarkannya kepada sahabat-sahabatnya yang lain. Namun, tak seorangpun menjawab. Akhirnya Ali menyerahkan Al-Qur'an kepada anak mudaitu, "Bawalah Al-Qur'an ini ke tengah-tengah mereka. Katakan: Al-Qur'an berada di tengah-tengah kita. Demi Allah, janganlah kalianmenumpahkan darah kami dan darah kalian."Tanpa rasa gentar dan penuh dengan keberanian, pemuda itu berdiri didepan pasukan Aisyah. Dia mengangkat Al-Qur'an dengan keduatangannya, mengajak mereka untuk memelihara ukhuwwah. Teriakannyatidak didengar. Dia disambut dengan tebasan pedang. Tangan kanannyaterputus. Dia mengambil mushaf dengan tangan kirinya, sambil tidakhenti-hentinya menyerukan pesan perdamaian. Untuk kedua kalinyatangannya ditebas. Dia mengambil Al-Quran dengan gigi-giginya,sementara tubuhnya sudah bersimbah darah. Sorot matanya masihmenyerukan perdamaian dan mengajak mereka untuk memelihara darah kaumMuslim. Akhirnya orang pun menebas lehernya.Pejuang perdamaian ini rubuh. Orang-orang membawanya ke hadapan Aliibn Abi Thalib. Ali mengucapkan do'a untuknya, sementara air matanyaderas membasahi wajahnya. "Sampai juga saatnya kita harus memerangimereka. Tetapi aku nasihatkan kepada kalian, janganlah kalian memulaimenyerang mereka. Jika kalian berhasil mengalahkan mereka, janganlahmengganggu orang yang terluka, dan janganlah mengejar orang yanglari. Jangan membuka aurat mereka. Jangan merusak tubuh orang yangterbunuh. Bila kalian mencapai perkampungan mereka janganlah membukayang tertutup, jangan memasuki rumah tanpa izin, janganlah mengambilharta mereka sedikit pun. Jangan menyakiti perempuan walaupun merekamencemoohkan kamu. Jangan mengecam pemimpin mereka dan orang-orangsaleh di antara mereka."Sejarah kemudian mencatat kemenangan di pihak Ali. Seperti yangdipesankannya, pasukan Ali berusaha menyembuhkan luka ukhuwwah yangsudah retak. Ali sendiri memberikan ampunan massal. Sejarah jugamencatat bahwa tidak lama setelah kemenangan ini, pembangkang-pembangkang yang lain muncul. Mu'awiyah mengerahkan pasukan untukmemerangi Ali. Ketika mereka terdesak dan kekalahan sudah di ambangpintu, mereka mengangkat Al-Qur'an, memohon perdamaian. Ali, yangsangat mencintai ukhuwwah, menghentikan peperangan. Seperti kitaketahui bersama, Ali dikhianati. Karena kecewa, segolongan daripengikut Ali memisahkan diri. Golongan ini, kelak terkenal sebagaiKhawarij, berubah menjadi penentang Ali. Seperti biasa, Alimengirimkan utusan untuk mengajak mereka berdamai. Seperti biasapula, upaya tersebut gagal.
Dari: Islam Aktual. Jalaluddin Rakhmat. Mizan, Jakarta 1991

0 comments: